World Resources Institute (WRI) merilis laporan pada akhir Agustus 2023 yang menyatakan bahwa dunia telah kehilangan seperempat dari luas hutan karena kebakaran yang terjadi antara tahun 2001 hingga 2022.
Akibat gelombang panas dan kekeringan yang berlangsung lama, kebakaran besar telah terjadi di Italia, Portugal, Turki, dan Kanada, terutama di hutan boreal. Kebakaran hutan juga terjadi di Pulau Rhodes, Yunani. Kebakaran tersebut diduga dipicu oleh gelombang panas dengan suhu mencapai 45 derajat Celsius, yang mengakibatkan 20.000 orang terpaksa dievakuasi.
Setiap tahun, sekitar 5 hingga 10% dari emisi karbon global berasal dari kebakaran vegetasi.
Kenaikan Suhu Laut
Suhu laut yang meningkat berkontribusi pada naiknya permukaan air laut. Fenomena ini menyebabkan banjir pesisir yang lebih sering terjadi, mengancam wilayah pesisir dan ekosistem terkait di seluruh dunia.
Sebagai contoh, Atlantik Utara telah mencatat rekor suhu permukaan laut rata-rata sejak awal Maret, mendekati 77 derajat Fahrenheit. Angka ini merupakan suhu terpanas yang pernah tercatat dan melebihi rata-rata sebesar lebih dari 2,5 derajat.
Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa mencatat bahwa suhu permukaan laut rata-rata global mencapai 20,96 C pada akhir Juli 2023. Angka ini melampaui rekor sebelumnya sebesar 20,95 C yang tercatat pada tahun 2016.
Kenaikan suhu air menyebabkan bencana karena beberapa alasan:
- Naiknya permukaan air laut.
- Pengasaman laut yang mengganggu fungsi penyerapan karbon di perairan yang luas ini.
- Hilangnya keanekaragaman hayati dan sumber daya alam laut, karena organisme tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan kondisi kehidupan mereka yang mendadak.
Pemanasan Antartika
Pemanasan yang cepat di Antartika sangat mengkhawatirkan. Hilangnya es laut di Antartika dapat menyebabkan beberapa konsekuensi serius, termasuk kenaikan permukaan air laut yang signifikan dan perubahan dramatis dalam ekosistem laut.
Penelitian berdasarkan data satelit NASA menyatakan bahwa antara tahun 2002 dan 2023, Antartika melepaskan rata-rata 150 miliar metrik ton es per tahun, yang kemudian berkontribusi pada kenaikan permukaan laut global.
Fenomena Global Boilling dilihat dari Perspektif Global Ilmu Pengetahuan SosialÂ
Dalam ilmu pengetahuan sosial, Fenomena Global Boiling merupakan tantangan global yang memerlukan pemahaman mendalam tentang interaksi kompleks antara manusia dan lingkungan. Perspektif global terhadap fenomena ini tidak hanya memandangnya sebagai masalah lingkungan fisik. Namun, juga mencakup aspek sosial, ekonomi, dan politik.