Abstrak
Pembelajaran dinyatakan berhasil ketika siswa mampu memahami apa yang telah dipelajarinya karena proses pembelajaran dan hasil belajar memiliki hubungan yang sangat erat. Peningkatan hasil belajar akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana proses pembelajaran dilakukan oleh para pengajar atau guru. Agar terciptanya pembelajaran yang berhasil diperlukan persiapan sebelum kegiatan pembelajaran, guru harus menentukan model pembelajaran yang tepat karena model pembelajaran yang tepat dapat mempermudah siswa dalam memahami materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran siswa juga perlu motivasi belajar.Â
Penggunaan model pembelajaran kolaborasi dan inkuiri sosial diharapkan mampu untuk meningkatkan hasil belajar siswa model pembelajaran ini dapat dikembangkan oleh guru secara optimal serta bisa menjadi alternatife model pembelajaran IPS yang diminati siswa. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan mengumpulkan bahan-bahan bacaan dari artikel maupun jurnal yang berkaitan pengembangan model pembelajaran kolaborasi dan inkuiri untuk menumbuhkah sikap kolaborasi, diskusi, dan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS.
Pembahasan
Pembelajaran IPS dianggap tidak merangsang atau melatih kemampuan siswa untuk berpikir atau adanya anggapan yang memandang IPS sebagai pelajaran yang sangat mudah dipelajari dibandingkan dengan pelajaran yang lain. Pelly (1990) dalam Sanjaya (1998) menemukan adanya kecenderungan di kalangan siswa yang menganggap bahwa IPS merupakan bidang studi yang menjemukan atau bisa dibilang membosankan.
Padahal IPS merupakan mata pelajaran yang sangat penting dan kompleks karena mempelajari fenomena-fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat. IPS menjadi mata pelajaran penting karena akan menjadi bekal bagi siswa dalam kehidupan bermasyarakat secara nyata. Mata pelajaran ips merupakan gabungan dari beberapa bidang ilmu pengetahuan yaitu geografi, ekonomi, sejarah, dan sosiologi.
Salah satu masalah yang menjadikan IPS membosankan dan kurang menantang minat belajar adalah kecenderungan guru dalam pengelolaan belajar yang lebih berorientasi pada proses menghafal materi dengan menggunakan metode ceramah. Akibatnya, siswa mudah jenuh karena aktivitas siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan  dan sesekali tanya jawab. Hal ini akan membuat minat siswa pada mata pelajaran IPS rendah dan berdampak pada hasil belajar yang rendah. Dari opini diatas, adanya solusi yang menguntungkan bagi pembelajaran IPS yaitu dengan model pembelajaran inkuiri.
Menurut Joyce (1986), model inkuiri sosial adalah strategi pembelajaran dari kelompok sosial (social family) subkelompok konsep masyarakat (concept of society). Dengan kata lain, metode pendidikan bertujuan untuk meningkatkan perkembangan  anggota masyarakat ideal yang bisa hidup dan berkehendak untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Oleh karena itu, para siswa harus mendapatkan pengalaman yang cukup memecahkan masalah-masalah yang terjadi di Masyarakat (Sanjaya, 2006).Â
Bertolak belakang dengan pendapat yang mengatakan bahwa IPS merupakan pembelajaran yang membosankan karena banyaknya materi yang hanya dijelaskan secara ceramah oleh guru, model pembelajaran inkuiri ini dapat memecahkan pendapat tersebut karena dalam pembelajaran inkuiri, guru sebagai fasilitator.Â
Para pendidik tidak memberikan pembelajaran dengan model ceramah dalam memberikan informasi kepada siswa. Guru juga harus fokus pada tujuan pembelajaran untuk mengembangkan siswa pada tingkat berpikir yang lebih tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Guru harus mampu merumuskan pertanyaan yang menonjolkan sifat kritis siswa, dan setiap pertanyaan yang diajukan dirancang untuk merangsang siswa memikirkan jawabannya.
Pembelajaran inkuiri adalah sebuah siklus. Menurut Amri dan Ahmadi (2010), siklus terdiri dari tujuh bagian, antara lain: siswa belajar perpindahan dari pengamatan ke pemahaman, berpikir kritis, mengamati, membuat asumsi/hipotesis tentatif, mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi dan menarik kesimpulan. Ada beberapa langkah dalam pembelajaran inkuiri: (1) menggambarkan indikator-indikator masalah atau situasi, (2) memberikan kemungkinan jawaban atau penjelasan, (3) mengumpulkan bukti-bukti  yang dapat digunakan untuk menguji kebenaran jawaban atau penjelasan.