Mohon tunggu...
Alia MyraZahira
Alia MyraZahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Melukis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tergerusnya Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah

25 Desember 2022   12:06 Diperbarui: 25 Desember 2022   12:08 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemudian masuknya bahasa asing, terutama bahasa Inggris dan bahasa Arab, juga turut menyebabkan kemunduran berbagai bahasa daerah. Masyarakat sekarang berbondong-bondong untuk mempelajari kedua bahasa untuk alasan yang berbeda. Orang belajar dan berkomunikasi dalam bahasa Inggris karena dianggap lebih "modern" dan "berpendidikan" dan sebagai saluran untuk pekerjaan, beasiswa, penerimaan internasional, dll. Sementara itu, masyarakat belajar dan berkomunikasi dalam bahasa Arab karena dianggap lebih "religius dan Islami". Melemahnya "jiwa Nusantara" pada generasi muda untuk melestarikan budaya dan bahasa nenek moyang juga menjadi faktor penting bagi para pendatang atau pendatang yang ingin memulai hidup baru di tempat yang baru. Tentu saja ketika bahasa daerah mati, harus ada yang mempertahankan bahasa tersebut.

Fenomena pemertahanan bahasa biasanya terjadi di daerah atau negara dengan para pendatang atau pendatang yang ingin memulai hidup baru di tempat yang baru. Ketika suatu kelompok etnis pindah ke daerah baru, secara alami menjadi minoritas di daerah itu. Biasanya mereka dapat menyesuaikan diri dengan adat-istiadat masyarakat setempat sehingga diterima sebagai bagian dari penduduk asli. Jika mereka mampu hidup berdampingan dengan masyarakat adat, mau tidak mau mereka secara tidak sadar akan mengadopsi bahasa penduduk setempat. Itu membuat mereka bilingual. Di satu sisi mereka masih menggunakan bahasa ibu mereka, di sisi lain mereka juga menggunakan bahasa nasional sebagai bahasa baru. Misalnya untuk anak-anak di Kuala Tanjung, karena kawasan ini merupakan kawasan industri, maka jumlah pendatang cukup tinggi. Saat berkomunikasi, anak-anak ini menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa ibu dan bahasa daerah, saat berkomunikasi dengan teman bermainnya di masyarakat setempat. Keadaan ini tidak dapat dihindari dengan migrasi, dimana terjadi akulturasi dua bahasa. Kondisi ini membuat masyarakat di tempat yang memiliki banyak pendatang (imigrasi) seperti Jakarta menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dengan suku yang berbeda, sehingga jarang menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar untuk berinteraksi dengan masyarakat sesama Kuala Tanjung, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Bahasa daerah hanya digunakan oleh orang dewasa dan orang tua, itupun penggunaannya dalam lingkungan keluarga terbatas.

Terdapat beberapa faktor dapat mempengaruhi bahasa yang dapat dilakukan oleh penerusnya. Faktor-faktor ini juga menjadi alasan mengapa suatu bahasa dapat berubah atau sebaliknya dapat dilestarikan. Faktor paling nyata yang dapat mempengaruhi perubahan bahasa adalah sikap generasi muda terhadap bahasa daerahnya sendiri. Hal ini diperkuat dengan beberapa penelitian yang menemukan bagaimana sikap dapat memberikan pengaruh yang bertahan lama terhadap penggunaan bahasa daerah dari generasi ke generasi. Pada umumnya suatu daerah dengan struktur sosial multinasional cenderung menggunakan satu bahasa (bahasa nasional) sebagai sarana interaksi antara masyarakat yang berbeda dari berbagai macam suku. Faktor lain yang mempengaruhi pemertahanan bahasa adalah mobilitas atau frekuensi kunjungan ke tempat kelahiran atau daerah lain, serta tempat tinggal mayoritas suku dan tempat tinggal minoritas di daerah tersebut. Arus imigran atau pengunjung baru yang konstan membutuhkan penggunaan bahasa yang terus berlanjut.

Holmes (1989) juga menambahkan faktor lain, yaitu dukungan institusi yang memberikan perbedaan antara sukses dan gagal dalam mempertahankan kelompok bahasa minoritas. Pendidikan, hukum, administrasi, agama, dan media adalah ranah yang penting yang berkenaan dengan masalah ini. Kelompok minoritas yang memberdayakan institusi ini untuk mendukung berhasilnya upaya untuk pemertahanan bahasa. Jika pemerintah suatu negara bertekad untuk menyelamatkan atau memelihara bahasa daerah, perlu memberikan peluang untuk melegalisasikan penggunaan bahasa daerah dalam semua ranah tersebut.

Untuk mencegah penggunaan bahasa daerah yang semakin lama akan terancam punah, pemerintah dan masyarakat harus mengambil beberapa langkah strategis. Misalnya, pemerintah daerah harus membuat kebijakan atau peraturan untuk melindungi bahasa (dan sastra) daerah. Saat ini, hanya pemerintah Sumatera Utara yang telah mengeluarkan kebijakan tersebut. Selebihnya tidak ada. Bahkan banyak pemda yang berlomba-lomba mengeluarkan "Perda Syariah". Pada saat yang sama, masalah tradisi, budaya, dan bahasa daerah diabaikan.

Pemerintah juga harus menjadikan bahasa daerah (selain bahasa Indonesia) sebagai "mata pelajaran" wajib di sekolah atau kampus yang disesuaikan dengan daerahnya agar siswa (peserta didik) terbiasa dengan bahasa nasionalnya sejak dini. Selain itu, televisi dan radio juga harus dijadikan sebagai media untuk menampilkan berbagai bahasa daerah melalui program kreatif dan menarik masyarakat luas, terutama generasi milenial. Masyarakat juga dapat berkontribusi dalam pelestarian bahasa daerah dengan meluncurkan berbagai program dukungan, misalnya pembuatan buku  bahasa daerah, penyediaan taman baca dalam bahasa daerah atau berbagai kegiatan seni dan budaya, dsb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun