Selama ini aku utarakan rindu pada angin
Dibawanya ke selatan
Dihempaskan pada lautan
Menjelma, menderu, ombak
Dibawanya ke pesisir pantai
Melekat di kaki sepatu dan sandal
Diinjak, dikikiskan pada bebatuan
Berakhir di selokan
Wahai Purnama, rindu itu bukan untukmu
rinduku hina!
Harusnya aku kirim rindu pada angin
Yang dibawanya ke angkasa
Mengetuk pintu-pintu malaikat
Harusnya aku gubah rindu dengan madah sesepuhku
Dengan butiran mutiara
Dengan kegelisahan takut tak dikenalmu
Lalu rindu dirangkul mereka
Dihadapkan padaNya
Dikenalkan. Kemudian engkau tersenyum karenanya
Wahai engkau, rinduku penuh kepalsuan!
10, Rabiul Awal 1441
dalam Harap cahayamu menyinariku...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H