Mohon tunggu...
Ali Fahmi
Ali Fahmi Mohon Tunggu... Nelayan - Santri

Bersama 'kata' aku bahagia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kepalsuan Rindu

7 Desember 2019   14:53 Diperbarui: 7 Desember 2019   15:14 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama ini aku utarakan rindu pada angin

Dibawanya ke selatan

Dihempaskan pada lautan

Menjelma, menderu, ombak

Dibawanya ke pesisir pantai

Melekat di kaki sepatu dan sandal

Diinjak, dikikiskan pada bebatuan

Berakhir di selokan

Wahai Purnama, rindu itu bukan untukmu

rinduku hina!

Harusnya aku kirim rindu pada angin

Yang dibawanya ke angkasa

Mengetuk pintu-pintu malaikat

Harusnya aku gubah rindu dengan madah sesepuhku

Dengan butiran mutiara

Dengan kegelisahan takut tak dikenalmu

Lalu rindu dirangkul mereka

Dihadapkan padaNya

Dikenalkan. Kemudian engkau tersenyum karenanya

Wahai engkau, rinduku penuh kepalsuan!

10, Rabiul Awal 1441

dalam Harap cahayamu menyinariku...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun