SORE MENJELANG SENJA
Saat angin sore terhempas pelan menyapaku
Tubuh yang letihÂ
Tertatih-tatih oleh padatnya urusanku
Rokok yang mengepulÂ
Bersautan bergantian
Gema lantunan ayat suci Alquran
Menyadarkan lamunan
Dan terbayangkan dipagi hari dengan  kesibukan yang sama
Aktivitas yang sama
Awan yang putih kini telah berubahÂ
Keabu-abuanÂ
Menandakan bahwa senja akan datang
Di titik bayang senjaÂ
Yang menemaniÂ
Seakan tersenyum sinis padaku
Di awal malamÂ
Banyak kawan tak bersahabat seperti dulu
Tak terasa ku telah melewati sepertiga hari
Lalu ku merenungÂ
Apa duniaku sudah usai
Dengan langkah yang berat ku lewatiÂ
Jalan setapak sendiri
Terlihat hanyalah bayang
Akan kebahagiaan yang semu
Semakin ku kejar bahagiaÂ
Maka akan semakin sakitÂ
Untuk menjalani hidupÂ
Dan ambisi itu, takkan pernah usai
Andai senja dapat berkataÂ
Tentang makna duniaÂ
Pastinya dia hanya akan berkataÂ
Bahwa hidupmu tidaklah baik-baik saja
Lalu ku putuskan untukÂ
Melepaskan diri
Dari semua yang membelengguku
Walau harus merelakan
Dan itu sulitÂ
Itulah kehidupan yang semua takkan ada yang abadi
Dalam keabadian iniÂ
Ku relakan dirikuÂ
Untuk bertemuÂ
Kepada sang Kholiq penciptaku
Dan biarkan senja mengiringi jalanÂ
Yang sudah ditakdirkan olehku.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H