Terlihat hanya cawan-cawan kosong
Nan indah bersolek rapi
Begitu pedih
Risih, perih
Perlahan belai angin masuk
Di sela pori-pori kulitku
Tertunduk
Seraya menengadah padamu
Seakan langit membuka pintu ketujuh
Tuhan pantaskah-ku menerimanya
Tuhan apa ini memang kehendak mu