Dewasa ini banyak sekali tamatan baru atau istrilahnya dalam bahasa inggris  fresh graduated untuk mendapatkan pekerjaan, kehidupan yang layak, ekonomi mapan, dan terpandang yang penting it's me and im enjoyed with it tetapi mereka tidak memikirkan apa yang akan di hadapi kedepannya.Â
Umur kita semakin bertambah dan seharusnya semakin dewasa dalam hal menyikapi kondisi dan keadaan saat ini yang terpenting ialah menjaga sikap, bukan mengambil keutungan demi kepuasan kita sendiri dan merugikan orang lain apalagi menjual nama orang lain ataupun istilahnya mengkambing hitamkan dan dalam politik Belanda yaitu Politik Adu Domba.
Sesuai judul yang saya angkat ialah ''Perlukah Mencari Muka di Dunia Kerja? sebelum saya menulis artikel ini, saya sudah melakukan reset terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi positif dan negatif.Â
Dengan membaca artikel ini, menurut saya mencari muka boleh dan dapat dilakukan namun dengan cara Positif yaitu dengan menampilkan Prestasi atau bahkan Karya bukan karya nyinyir dan menjatuhkan apalagi sampai melakukan menjual nama baik orang lain dan yang tak kalah penting ialah melakukan Body Shaiming atau ujaran kebencian, memang kebencian itu di ajarkan sedangkan cinta itu alami.
Menurut artikel yang sudah saya baca tentang karekter seseorang yaitu pencari muka ada kutipan positif  yang saya ambil yaitu  dibanyak kejadian memang cara tidak baik itulah yang cepat mendapat promosi. Alangkah lebih bijak jika kita bekerja semaksimal mungkin yang kita bisa, naik jabatan pasti bisa dicapai.Â
Saya selama menjadi guru honorer disekolah negeri, saya tidak pernah melakukan ''Mencari Muka dengan atasan'' mulai dari pimpinan saya muslim, kristen dan muslim lagi. Saya dengan pribadi pendiam kecuali saya di panggil oleh atasan mengenai kinerja saya, pasti saya berbicara dengan sopan. Â
Saya selalu berusaha untuk tidak mendekati atasan apalagi saling lewat melewati jalan yang sama, otomatis saya putar balik arah. Saya memang seperti itu dari dulu, sehingga saya kurang terkenal. Namun sayan terkenal melalui tulisan-tulisan saya biarlah orang mengenal saya hanya sebuah tulisan bukan dengan pribadi nyata.
Waktu kerja di medan.
Di posisi yang di promosikan di dunia  kerja, saya selalu mendapatkan label promosi rajin dan tekun, dari dulu saya kuliah sambil bekerja selalu di promosikan oleh owner hanya saja kadang saya yang melakukan penolakan secara halus. Â
Promosi kerja itu saya dapatkan dari kepandaian saya dalam hal menggunakan Komputer, Bahsa Inggris dan menulis artikel maupun esay, saya selalu konsisten untuk menampilkan yang terbaik di tempat saya kerja, saya selalu totalitas dan hal kerja, bukan ada pimpinan baru saya bekerja itu namanya kerja mengakali atau kerja cari muka.
Saat itu saya sudah menjadi leader toko anak cabang, saya di percayakan oleh pimpinan untuk memimpin toko tersebut, dengan target penjualan sehari harus dua juta dan alhamdulillah memang selalu penjualan di atas dua juta, bukan itu saja, saya juga selalu menjadi tangan kanan atasan dalam hal interview anggota baru dan saya mendapatkan pengalaman meskipun dua tahun, saya juga pernah melakukan pemecatan karyawan karena karyakan melakukan pasar gelap istilahnya toko dalam toko.
Tidak hanya itu saya juga mengajar les bimbingan belajar di medan, meskipun saya door to door dan membawa nama sendiri, dan alhamdulillahnya orang tua siswa saya baik dan mau membantu uang kuliah. Semua itu tidak dengan mencari muka melainkan prestasi dan prestasi.
Menjadi guru honorer di sekolah swasta dan negeri.
Ketika menjadi guru honorer di sekolah swasta saya langsung di tes microteaching oleh kepala sekolah, kurikulum dan guru mata pelajaran senior dan alhamdulillah lulus dan langsung di angkat menjadi wali kelas VII.Â
Selama menjadi guru disekolah swasta saya selalu membuat video pembelajaran di google classroom sehingga guru senior mata pelajaran lain mengikuti dan menggibahi saya sebagai guru baru.
Selama menjadi guru di swasta saya selalu memonitoring siswa saya sampai kerumah hanya untuk mengetahui kenapa anak saya tidak masuk sekolah, saat di kelas tidur saja, dan banyak hal dan saya tidak mengharapkan uang transport.Â
Tidak itu saja, selama menjadi guru di swasta banyak puisi-puisi saya lahir dan dibacakan oleh siswa saya, namun guru bahasa indonesia merasa iri dan tidak mampu dalam hal membuat puisi di hari guru saat itu.Â
Ketika saya di julidtin oleh guru senior saya tidak merasa kecewa dan semangkin menojolkan sisi positif saya, dan tibalah saat itu saya menjadi guru honorer tiga bulan kepala sekolah itu ingin mengangkat saya sebagai wakil kurikulum.Â
Kepala sekolah melihat saya kreatif katanya selalu membuat konten pembelajaran, membuat media pembelajaran dan strategi pembelajaran sehingga siswa mudah memahami pelajaran. Itu penilain kepala sekolah terhadap diri saya, namun saya keluar dari sekolah itu dan lanjut kesekolah negeri.
Awal saya mengajar disekolah negeri, saya tidak di tes microteacing oleh kepala sekolah melainkan wakil kurikulum yaitu pak Amri saat itu, Bapak yang saya idolakan setiap tutur katanya adalah ilmu bagi saya, Bapak itu duduk di belakang kelas saya dan beliau duduk sambil memperhatikan saya mengajar saat itu masih saya sendiri yang di terima menjadi guru honorer di ajaran semester berjalan. banyak ilmu yang kudapat dari Bapak itu mengenai anak - anak SMK dan cara menghadapinya.
Beliau pernah bilang Meskipun kamu bukan tamatan pendidikan pancasila namun kamu dapat menyampaikan materi dengan singkat dan padat. Â lalu saya sampaikan cuman tiga kata yaitu saya tutor pak sambil tersenyum puas. Tetapi setelah Pak Amri pensiun, banyak guru baru tidak di dimasukinya dalam kelas saat mengajar saya kecawa karena mereka belum merasakan karakter Bapak itu.
Tiga tahun berjalan mengajar di sekolah negeri, saya tidak mempunyai banyak teman, saya pikir teman karena tidak sefrekuensi dengan saya sehingga saya mengurangi berteman kembali introvert. saya tidak muluk-muluk saat berdoa karena di tiga tahun itu banyak selaki gosip yang tidak benar mengenai saya disekolah, dan alhamdulillahnya langsung di balas kontan oleh Sang khalik kepada guru yang suka menyebarkan hoax.
Empat tahun berjalan saya di promosikan bekerja di perpustakaan, agak ngenes karena waktu pulang sesuai dengan siswa, ada guru banyak jam begitu siswa pulang guru tersebut pun pulang.
Saya tidak iri dan saya tidak meminta - minta kepada atasan walaupun saya dekat dengan wakil atasan. Â dan tibalah saya di promosikan lagi di perpustakaan sebagai pegawai rajin dan di naikkan jam perpustakaan menjadi 200.000 ribu samapi pulang siswa baru saya pulang dan saya pun tidak iri kepada guru yang banyak jam.Â
Alhamdulillah terbeli leptop seken dan hp baru saat itu.  Ajaran baru di mulai, tibalah saya ditawari jadi wali kelas, dan saya mengiyakan sebelum itu ada dramanya, saya bilang terserah Bapak kalau saya sudah pantas rasa Bapak lakukan. sampailah saat ini aku masih dipakai meskipun jam tidak banyak hahahahaha karena memang sayatidak berani memintak kepada pimpinan.Â
Dari pengalaman ini saya mendapatkan pelajaran
Yaitu ciri - ciri orang bermuka dua, palsu dan hanya memanfaatkan saja  berikut ini link nya Orang yang suka cari muka cenderung selalu tampil perhatian di depan orang lain. Mereka akan berbicara dengan suara yang keras, tertawa secara berlebihan, atau bahkan melakukan hal-hal mencolok untuk menarik perhatian orang di sekitarnya.Â
kita hidup ini nikmati prosesnya, dan nikmati semua sudah diatur rezekinya masing-masing dan rezeky tidak akan pernah salah untuk orang yang di tuju. kalau kamu percaya Tuhan yaaaaa.
saya ALI AZHARI SIAGIAN,S.Pd.Â
selaku Penulis artikel ini berdasarkan Opini penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H