Privilese, mereka yang dipandang memiliki privilese akan dianggap sebagai orang yang sangat mudah mendapatkan sesuatu secara materi.
Kalau kamu anak orang kaya, maka otomatis kamu akan menjadi kaya dan bertambah kaya. Kalau kamu orang miskin, maka kamu akan menjadi miskin dan kemungkinan besar bertambah miskin.
Orang yang memiliki privilese memang terbukti akan lebih mudah mengakses sesuatu di dunia ini seperti, pendidikan, kehidupan yang layak dan kemampuan untuk menjadi lebih baik.
Namun, bagi orang yang tidak memiliki privilese, mereka belum tentu bisa mengakses dunia pendidikan dan bahkan kehidupan yang layak saja belum tentu mereka dapatkan.
Sayangnya, inilah yang orang-orang pikirkan tentang privilese. Yaitu seseorang yang karena kekayaannya dianggap memiliki "hak istimewa" dan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan orang lain pada umumnya. (Cambridge Dictionary)
Padahal, jika kamu perhatikan baik-baik, tidak semua privilese itu selalu hal yang berkaitan tentang harta atau kekayaan yang dimiliki seseorang.
Ada orang miskin yang bisa menjadi kaya karena mereka bekerja keras dan pada akhirnya mendapatkan kesempatan dan keberuntungan untuk dapat mengubah hidupnya. Dan itu banyak.
Sebut saja pemain sepak bola ternama, Cristiano Ronaldo. Menurut Biografinya, ia berasal dari keluarga yang pas-pasan dan tidak terlalu kaya atau miskin.
Namun, karena kerja kerasnya dalam berlatih sepak bola. Ia mendapatkan kesempatan dari seseorang yang melihat bakatnya hingga pada akhirnya mampu menjadi pemain bola terkenal hingga hari ini.
Begitu juga kisah si anak singkong, Chairul Tanjung yang karena kerja kerasnya ia mampu menjadi pemilik salah satu perusahaan terbesar di Indonesia dan masuk 50 orang paling kaya di Indonesia.