Mohon tunggu...
Ali
Ali Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Menulis sebagai cara melatih skill

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

WFO Itu Seru Kalau Tempat Kerja Bisa Bikin Seru

16 Januari 2023   13:06 Diperbarui: 16 Januari 2023   13:09 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Begini, WFH sebenarnya adalah inovasi yang muncul saat pandemi Covid-19, masyarakat terpaksa bekerja dari rumah dan diam di rumah karena kebijakan pembatasan atau semi lockdown.

Berdasarkan beberapa informasi pada media online, ternyata WFH meningkatkan produktivitas para karyawan daripada WFO. 

Terus, bukannya bagus kaya gitu? Betul.

Hanya saja, ini bisa mengarah pada budaya quite quitting. Mungkin tidak semua orang seperti ini, tapi, di luar Indonesia khususnya di negara barat, budaya ini sedang trend dan ramai di antara pekerja.

Quite quitting artinya keluar diam-diam. Maksudnya bukan dia-diam resign, tapi seolah-olah menghilang setelah jam kerjanya telah selesai dan biasanya akan sulit dihubungi.

Misalkan, kamu bekerja dari jam 9-5. Maka, setelah jam 5 kamu akan mematikan seluruh komunikasi dengan dunia kerja, hal ini menyebabkan kamu sulit dihubungi oleh atasan atau rekan kerjamu.

Keadaan ini dikarenakan kebanyakan orang bekerja di rumah. Komunikasi hanya dilakukan saat waktu kerja dan di sebuah aplikasi tertentu. Sehingga, jika pekerja tidak membuka aplikasi tersebut, maka harus sabar menunggu.

Berbeda dengan WFO, ketika seseorang membutuhkanmu, maka kamu akan ada di tempat dan mungkin langsung menjawab pertanyaan atau membantu pekerjaan seseorang.

Intinya, WFH memberikan fleksibilitas jam kerja dan terkadang menyulitkan komunikasi. Sedangkan, WFO tidak memberikan fleksibilitas jam kerja, tapi memudahkan komunikasi.

Oleh karena itu, banyak orang yang ingin melakukan WFH karena jam kerja mereka fleksibel dan bisa bekerja kapan saja.

Selain itu, alasan seperti, macet, polusi, panas dan sejenisnya adalah alasan yang cukup aneh karena kemana saja kamu pergi, keadaan seperti itu akan selalu ditemukan.

Mungkin, perusahaan akan dengan mudah memecat mereka yang tidak mau mengikuti kebijakan melakukan WFO. Namun, hal tersebut akan sangat kejam.

Sehingga, perusahaan perlu memikirkan bagaimana caranya supaya karyawan dapat tertarik melakukan WFO dibandingkan dengan WFH.

Misalkan, perusahaan dapat memberikan bonus atau benefit lain bagi karyawan yang melakukan WFO selama satu bulan penuh daripada mereka yang WFH. Dengan begini, karyawan pasti akan semangat pergi ke kantor.

Contoh lain, perusahaan mungkin akan menyediakan kebutuhan bagi karyawan seolah-olah seperti di rumah seperti, tempat duduk yang santai, bantal dan guling, wi-fi gratis, tempat gym, minuman gratis dan makanan gratis pada mereka yang WFO.

Benefit seperti ini tentu akan sangat menarik perhatian karyawan. Selain itu, kesejahteraan pekerja juga akan tercapai dengan perlakuan perusahaan terhadap karyawan yang WFO.

Dengan keadaan di kantor yang sangat memanjakan karyawan dan super nyaman. Tentunya karyawan akan semangat untuk bekerja di kantor daripada bekerja di rumah.

Perusahaan harus pintar-pintar membuat karyawan mereka mau bekerja di kantor agar komunikasi kerja dapat berjalan dengan lancar. 

WFO akan menjadi lebih seru dan tidak membebani jika perusahaan memahami apa yang karyawan mau agar dapat bekerja di kantor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun