Mohon tunggu...
Ali Maskur
Ali Maskur Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Bidang Kajian Islam, Hukum dan Hak Asasi Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Iqra (Baca, Diskusi, Tulis)

23 November 2021   07:25 Diperbarui: 23 November 2021   07:27 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kuliah Umum Pascasarjana UIN Walisongo Semarang

IQRA'

Baca, Diskusi, Tulis

(ILMUWAN ISLAM INDONESIA-EVALUASI UNTUK AKSI

Prof Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra)

Indonesia yang menikmati penyebaran di abad 13, negara dengan pemeluk agama Islam terbesar, memiliki kerajaan Islam besar belum menyumbangkan Ilmuwan Muslim yang berkiprah dan ikut mengubah dunia. Bidang pengetahuan, sain, seni masih mengekor pada pemikir Islam negara lain. Dibanding dengan ilmuwan dunia barat, muslim Indonesia jauh tertinggal.

Berdirinya PTKIN dan PTKIS baik sekolah tinggin,institut maupun universitas diberbagai wilayah belum memberi kontribus yang signifikan terhadap perkembangan pengetahuan dan kemanfaatan bagi umat Indonesia khusunya dan dunia umunya. Artinya perguruan tinggi hanya mencetak pekerja dibidang keagamaan tidak ilmuwan Islam.

Akar masalahnya adalah keterbukaan pikiran dan hati setiap muslim. Islam dianggap mengalami kejumudan dan tidur panjang dalam buaian karya-karya klasik salaf sholihin. Membaca kitab salaf seakan merasa dicukupkan tanpa melihat kondisi sosial yang berkembang. Saat ini, harus disadari bahwa ilmu pengetahuan dan perkembangan dunia saat ini tersimpan rapi dalam tulisan-tulisan jurnal online-offline, buku ilmiah di perpustakaan barat dan timur dalam bahasa inggris, jerman, prancis, cina, korea, jepang dan arab.

Iqra' wahyu pertama yang turun adalah peringatan pentingnya membaca dan membaca. Pesan ini seakan memudar seiring perkembangan zaman dan pesatnya perkembangan dunia barat. Ilmuwan Muslim diam, menikmati dan tertidur dalam pesatnya tekhnologi dan pengetahuan yang tersaji di jurnal-jurnal bertafar internasioanal dan perpustakaan mewah penuh fasilitas di perguruan tinggi barat.

Iqra' seolah menjadi inspirasi dunia barat dengan membuat perpustakaan penuh dengan manuskrip sejarah kuno, buku referensi utama, buku terbaru yang tersusun dalam katalog rapi yang dibuka 24 jam, nyaman dan menu makanan dengan diskon harga 50% dibanding harga di kantin. Fasilitas ini menjadikan perpustakaan tempat favourit dan sekaligus pusat peradaban karena menajdi ajang bertemuanya seluruh civitas akademika dari mahasiswa, dosen dan guru besar. Diskusi dan tranfer knowlede menjadi lazim dan membudaya yang secara langsung berefek pada peningkatan kualitas civitas akademik.

Iqra' juga berujud menjadi open jurnal system (OJS) yang bisa diakses seluruh umat manusia via jalur internet. Pengetahuan secara tidak langsung menjadi terkumpul, terseleksi, terkodifikasi dan terstruktur dalam jurnal sesuai levelnya. Secara internasional terangkum dalam scopus, level nasional terkelompok dalam sinta. Akademisi menunjukkan gensi dan kemampuan ilmiahnya dengan mempublish karyanya dalam jurnal terakreditasi internasional dan nasional.

Ilmuwan muslim memiliki kewajiban menggali dan menghidupkan khazanah klasik yang pernah menjadi mercusuar pengetahuan di abad pertengahan dengan terus membaca kondisi sosial untuk menjawab persoalan yang ada dalam dinamika sosial masyarakat. Tantangan ini akan berat jika dilakukan secara terpisah, gradual dan tanpa komunikasi.

Baca, ilmuwan muslim dan para calon ilmuwan muslim yang ada di PTKIN dan PTKIS memiliki kewajiban membaca lebih baik, banyak dan serius. Membuka manuskrip kuno yang dikarang para salaf sholih sebagai warisan berlian yang sangat berharga agar tidak hilang dimakan zaman atau diambil orang lain. Menjadikan warisan sebagai pondasi untuk membuka cakrawala yang lebih luas agar bisa menghiasi khazanah keilmuan dunia. 

Kitab berbagai disiplin ilmu karya ulama terdahulu tidak boleh hanya menjadi hiasan perpustakaan saja untuk itu kemampuan bahasa arab, melayu, jawa kuno menjadi mutlak keberadaaanya, atau meminta ahli bahasa untuk menerjemahkan agar bisa dinikamti oleh berbagai kalangan.   

Pra syaratnya adalah lembaga pendidikan, perpustakaan, filolog menyediakan manuskrip, buku, kitab yang baik dan mudah diakses. Fasilitas perpustakaan, kemegahan, tempat impian  yang jauh lebih baik dan menjadikannya pusat peradaban para ilmuwan muslim dan calon ilmuwan muslim menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan.

Diskusi, menghilangkan keraguan, memantapkan pemahaman dan memperluas wawasan dengan diskusi. Ruang-ruang adu pikiran, sharing pengalaman, bedah buku, bedah kasus, kritik pemikiran tokoh adalah materi wajib diskusi yang akan mencerahkan dan membuka wawasan sehingga ilmuwan muslim tidak terkunci dalam tempurung dan merasa gagah di bawah tempurung yang gelap. 

Untuk itu, para profesor memiliki kewajiban untuk mentransformasikan ilmu dan pengalamannya kepada seluruh civitas akademika, menjadi mentor para doktor untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik sehingga muncul profesor baru yang sejajar bahkan lebih baik sebagai mitra diskusi dalam berbagai perspektif. 

Memotivasi dosen agar tidak berhenti dan merasa hebat dihadapan mahasiswa saja tetapi menunjukkan bahwa dunia luar kampus merupakan tanggung jawab yang tidak bisa diabaikan untuk dicarikan pemecahan masalah. 

Menjadi pemantik para mahasiswa agar lebih kreatif dalam berfikir dan kreasi dalam melihat perkembangan zaman, mahasiswa harus disadarkan bahwa tantangan dan tanggung jawab dimasa depan jauh lebih sulit dan kompleks sehingga kesiapan mahasiswa menghadapi tantangan mutlak diperlukan agar tidak tergilas oleh zaman. 

Profesor tidak boleh hidup dimenara gading dengan kepakaran ilmunya, tanggung jawab moral memunculkan profesor-profesor baru untuk kemajuan ilmu pengetahuan keislaman ada dipundaknya.     

Tulis, ekspresi dari intisari pemikiran ilmuwan harus didesiminasi secara massif. Pikiran segar hasil penjelajahan khazanah klasik, gagasan baru dari pemaknaan ulang atau penemuan baru, ide dan gagasan yang merupakan jawaban atas kegelisahan dan dinamika sosial selalu ditunggu dunia. Adu cepat dinamika pikir dan dinamika sosial adalah medan perang para ilmuwan islam. 

Jemabtannya adalah tulisan yang merupakan wujud hasil dari aksi-refleksi yang tidak pernah berhenti dari aktifitas membaca, berdiskusi, realita, berfikir dan eksperimen. 

Tasalsul yang tidak akan pernah berhenti dalam aksi dan refleksi ilmuwan muslim. Lahirnya buku bermutu, tulisan jurnal bereputasi internasional dan nasional merupakan sumbangsih yang seharusnya diberikan untuk mewarnai khazanah ilmu pengetahuan. Islam ada dan mampu menjadi motor tidak hanya mengekor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun