Mohon tunggu...
Ali Maskur
Ali Maskur Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Bidang Kajian Islam, Hukum dan Hak Asasi Manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Iqra (Baca, Diskusi, Tulis)

23 November 2021   07:25 Diperbarui: 23 November 2021   07:27 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ilmuwan muslim memiliki kewajiban menggali dan menghidupkan khazanah klasik yang pernah menjadi mercusuar pengetahuan di abad pertengahan dengan terus membaca kondisi sosial untuk menjawab persoalan yang ada dalam dinamika sosial masyarakat. Tantangan ini akan berat jika dilakukan secara terpisah, gradual dan tanpa komunikasi.

Baca, ilmuwan muslim dan para calon ilmuwan muslim yang ada di PTKIN dan PTKIS memiliki kewajiban membaca lebih baik, banyak dan serius. Membuka manuskrip kuno yang dikarang para salaf sholih sebagai warisan berlian yang sangat berharga agar tidak hilang dimakan zaman atau diambil orang lain. Menjadikan warisan sebagai pondasi untuk membuka cakrawala yang lebih luas agar bisa menghiasi khazanah keilmuan dunia. 

Kitab berbagai disiplin ilmu karya ulama terdahulu tidak boleh hanya menjadi hiasan perpustakaan saja untuk itu kemampuan bahasa arab, melayu, jawa kuno menjadi mutlak keberadaaanya, atau meminta ahli bahasa untuk menerjemahkan agar bisa dinikamti oleh berbagai kalangan.   

Pra syaratnya adalah lembaga pendidikan, perpustakaan, filolog menyediakan manuskrip, buku, kitab yang baik dan mudah diakses. Fasilitas perpustakaan, kemegahan, tempat impian  yang jauh lebih baik dan menjadikannya pusat peradaban para ilmuwan muslim dan calon ilmuwan muslim menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan.

Diskusi, menghilangkan keraguan, memantapkan pemahaman dan memperluas wawasan dengan diskusi. Ruang-ruang adu pikiran, sharing pengalaman, bedah buku, bedah kasus, kritik pemikiran tokoh adalah materi wajib diskusi yang akan mencerahkan dan membuka wawasan sehingga ilmuwan muslim tidak terkunci dalam tempurung dan merasa gagah di bawah tempurung yang gelap. 

Untuk itu, para profesor memiliki kewajiban untuk mentransformasikan ilmu dan pengalamannya kepada seluruh civitas akademika, menjadi mentor para doktor untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik sehingga muncul profesor baru yang sejajar bahkan lebih baik sebagai mitra diskusi dalam berbagai perspektif. 

Memotivasi dosen agar tidak berhenti dan merasa hebat dihadapan mahasiswa saja tetapi menunjukkan bahwa dunia luar kampus merupakan tanggung jawab yang tidak bisa diabaikan untuk dicarikan pemecahan masalah. 

Menjadi pemantik para mahasiswa agar lebih kreatif dalam berfikir dan kreasi dalam melihat perkembangan zaman, mahasiswa harus disadarkan bahwa tantangan dan tanggung jawab dimasa depan jauh lebih sulit dan kompleks sehingga kesiapan mahasiswa menghadapi tantangan mutlak diperlukan agar tidak tergilas oleh zaman. 

Profesor tidak boleh hidup dimenara gading dengan kepakaran ilmunya, tanggung jawab moral memunculkan profesor-profesor baru untuk kemajuan ilmu pengetahuan keislaman ada dipundaknya.     

Tulis, ekspresi dari intisari pemikiran ilmuwan harus didesiminasi secara massif. Pikiran segar hasil penjelajahan khazanah klasik, gagasan baru dari pemaknaan ulang atau penemuan baru, ide dan gagasan yang merupakan jawaban atas kegelisahan dan dinamika sosial selalu ditunggu dunia. Adu cepat dinamika pikir dan dinamika sosial adalah medan perang para ilmuwan islam. 

Jemabtannya adalah tulisan yang merupakan wujud hasil dari aksi-refleksi yang tidak pernah berhenti dari aktifitas membaca, berdiskusi, realita, berfikir dan eksperimen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun