Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Begini Cara Content Creator Meneladani Sifat-sifat Rasulullah SAW saat Ngonten

13 April 2022   07:33 Diperbarui: 13 April 2022   21:00 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Content Creator Sedang Buat Konten (Foto dari Freepik)

SEBAGAI nabi terakhir, Muhammad Rasulullah Saw, adalah sosok manusia paling sempurna. Sempurna parasnya, sempurna perilakunya, sempurna ahlaknya, dan tentu saja sempurna ibadahnya. Sebagaimana Nabi dan Rasul lainnya, beliau juga dijaga Allah Swt, alias Maksum.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Maksum artinya terbagi, terpisah, tercerai, dan lepas.

Maksum sendiri berasal dari kata Ashoma atau Ashama yang juga mengakar pada kata Ish-mah yang artinya memelihara. Secara istilah Maksum berarti suci dari berbuat dosa atau terpelihara dari berbuat dosa, kesalahan, dan kekeliruan.

Para Nabi dan Rasul dimaksumkan Allah Swt, agar mereka terbebas dari dosa dan kekeliruan saat menyampaikan firman-Nya. Mengingat mereka adalah manusia pilihan yang diutus oleh Allah Swt, untuk memperbaiki umat manusia. Mereka adalah pendidik, pendakwah, pembimbing, sekaligus pemberi contoh kebaikan. Sudah sepantasnya mereka dijaga Allah Swt, alias Maksum.

4 Sifat Rasulullah Saw

Nabi dan Rasul adalah manusia yang dipilih Allah Swt, untuk mengajarkan tauhid kepada umat manusia. Allah Swt, menurunkan wahyu kepada mereka untuk disampaikan kepada umat. Kita sebagai umat Islam wajib mengimani mereka sebagai bagian dari rukun iman yang keempat.

Rasulullah Saw, sendiri saat menyebarkan ajaran Allah Swt, menunjukkan sifat-sifat yang patut untuk diteladani. Dengan meneladani sifat-sifat Nabi dan Rasul, maka kita bisa mengubah diri menjadi orang yang lebih baik, pintar, dan taat pada agama.

Secara garis besar, Rasulullah Saw, memiliki 4 sifat yang patut diteladani. Keempat sifat tersebut tentu saja membaluti seluruh sifat yang melekat dalam diri Rasulullah Saw. Keempat sifat tersebut antara lain;

1). Sidiq

Siqid berasal dari bahasa Arab ash-shidqu yang berarti benar, nyata, tulus. Sedang makna Sidiq secara istilah berarti benar, tidak salah, tidak dusta, tidak keliru, sesuai dan cocok. Sidiq juga berarti jujur dalam segala hal, baik yang katakan ataupun yang dilakukan.

Rasulullah Saw, sepanjang hidupnya dikenal sebagai individu yang jujur dan disukai setiap orang yang berhubungan dengan beliau. Rasulullah Saw, mempunyai sifat sidiq karena semua perkataan dan perbuatannya selalu dijaga oleh Allah. Apapun yang dikatakan oleh Rasulullah sesuai dengan fakta dan kebenaran.

Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt, berikut, "Sungguh, Kami mengutus engkau dengan membawa kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada satu pun umat melainkan di sana telah datang seorang pemberi peringatan." (QS. Fathir: 24)

2). Amanah

Pengertian Amanah secara bahasa berarti dipercaya atau tepercaya. Sedang menurut istilah aqidah dan syari'at agama, Amanah berarti segala hal yang dipertanggungjawabkan kepada seseorang, baik hak-hak itu milik Allah Swt, maupun hak hamba. Baik yang berupa benda, pekerjaan, perkataan, ataupun kepercayaan.

Dengan arti lain, apabila seseorang diserahkan suatu amanah, maka amanah itu wajib dipelihara, dilakukan, dan dilayani. Baik amanah berupa harta, kehormatan, wasiat, dan sebagainya.

Sejak kecil Rasulullah Saw, dikenal memiliki sifat amanah sehingga beliau sering dititipi harta, benda, pesan, dan sabagainya oleh masyarakat mekah. Rasulullah Saw, pun dipercaya menyampaikan wahyu yang diturunkan oleh Allah Swt, kepada umatnya. Rasulullah Saw, akan menyampaikannya secara baik-baik.

Sebagaimana firman Allah Swt, berbunyi "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah Swt, memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." (Q.S. Al Maidah: 67)

Seorang Content Creator Sedang Mengonsep (Foto dari Freepik)
Seorang Content Creator Sedang Mengonsep (Foto dari Freepik)

3). Tabligh

Kata Tabligh berasal dari bahasa Arab yang berasal dari akar kata balagha, yuballighu, tablighan, artinya menyampaikan. Tabligh adalah bagian dari sistem dakwah Islam. Tabligh berarti usaha menyampaikan dan menyiarkan pesan Islam yang dilakukan oleh individu maupun kelompok baik secara lisan maupun tulisan.

Secara istilah, Tabligh berarti memberikan informasi yang benar, pengetahuan yang faktual yang bisa menolong atau membantu manusia untuk membentuk pendapat yang tepat pada suatu kejadian atau berbagai hal.

Dalam konteks ajaran Islam, tabligh adalah penyampaian dan pemberitaan tentang ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia, yang dengan penyampaian tersebut, pemberita terlepas dari beban kewajiban memberitakan dan pihak penerima berita menjadi terikat dengannya.

Seorang rasul memiliki Sifat Tabligh karena menyampaikan semua yang diwahyukan kepadanya. Rasulullah Saw, diutus sebagai orang yang memberi peringatan serta membimbing umat untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Akan tetapi, Rasulullah tidak bertanggung jawab atas ketaatan orang yang menerima ajaran tersebut. Jadi, Rasulullah tidak memaksakan kehendaknya kepada orang-orang yang tidak mau beriman.

4). Fathanah

Fathanah berarti cerdas. Setiap Nabi dan Rasul memiliki sifat cerdas sehingga mampu membangun argumen terhadap orang-orang yang menentangnya. Mustahil bagi rasul bersifat bodoh.

Rasulullah Saw, memiliki kecerdasan yang tinggi dalam memberikan jalan tengah di antara kaumnya yang berselisih. Salah satu contohnya ketika terjadi perselisihan di antara kabilah Mekah dalam peletakan Hajar Aswad di atas kakbah. Masing-masing kelompok merasa paling berhak meletakkan batu suci tersebut.

Rasulullah Saw, kemudian datang dan memberikan jalan tengah. Beliau meletakkan batu itu di atas sorban lantas meminta masing-masing perwakilan para kabilah memegang ujung sorban. Sehingga, Hajar Aswad berhasil diletakkan di atas Kakbah secara bersama-sama.

Seorang Content Creator Sedang Buat Konten (Foto dari Freepik)
Seorang Content Creator Sedang Buat Konten (Foto dari Freepik)

Content Creator Meneladani Sifat Rasulullah Saw

Bercermin dari sifat-sifat Rasulullah Saw, lantas bagaimana cara seorang Content Creator meneladani sifat-sifat tersebut ketika membuat konten? Tentu saja, selain meneladani dengan mempraktikan sifat-sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari juga diterapkan pada konten-konten yang dibuat.

1). Jujur

Seorang Content Creator hendaknya ketika membuat konten dan menyuguhkannya kepada follower-nya, sesuai  dengan fakta dan kenyataan. Tidak memanipulasi apalagi membohongi followernya.

Jujur dalam arti, selalu berusaha membuat konten dan menyuguhkannya sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan sehigga follower tidak merasa dibohogi. Sebaliknya, follower makin percaya. Efek positifnya, selain akan menjadi Content Creator panutan.

Membuat Konten dengan Jujur (Foto dari Freepik)
Membuat Konten dengan Jujur (Foto dari Freepik)

2). Amanah

Seorang Content Creator hendaknya selalu amanah dengan apa yang dipercayakan kepadanya. Terutama ketika mendapat amanah untuk membagikan informasi kepada followernya.

Jika ketika diberi amanah dan dirasa tidak sanggup, sebaiknya tidak mengambilnya. Sebaliknya, ketika merasa sanggup dan meneriman konsekwensi dari amanah yang diberikannya, jalankan dengan baik dan tepat waktu.

Pun pada saat merasa jika amanah yang diberikan kepadanya tidak sesuai dengan hati nurani karena menyalahi aturan misalnya, tolak amanah tersebut secara baik-baik sehingga pemberi amanah tetap menghargai.

Menyampaikan Konten dengan Baik (Foto Freepik)
Menyampaikan Konten dengan Baik (Foto Freepik)

3). Menyampaikan Seluas Mungkin

Seorang Content Creator juga bagian dari penyampai informasi. Sampaikan informasi yang akan disebarkan dengan cara yang baik dan benar. Tidak perlu ngoyo dengan menyampaikan informasi dengan cara yang nyeleneh supaya viral.

Ingat, jika dulu ada pepatah Mulutmu Harimaumu, sekarang bergeser menjadi Sosmedmu Harimaumu. Menyampaikan informasi dengan cara santun lebih menyejukan bukan?

Terus Belajar (Foto dari Freepik)
Terus Belajar (Foto dari Freepik)

4). Terus Belajar

Seorang Content Creator harus pintar dan cerdas, makanya jangan pernah puas dengan pengetahuan yang dimiliki sekarang. Terlebih saat ini dunia digital cepat sekali perkembangannya. Sedetik saja melewatinya, akan tertinggal jauh.

Dengan terus belajar, seorang Content Creator akan makin pintar, cerdas, dan tentunya punya daya untuk bertahan dari segala macam gempuran sehingga terus bisa eksis menjadi seorang Content Creator.

Semoga bermanfaat dan selamat meneladani sifat-sifat Rasulullah Saw, yang mulia. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun