Mohon tunggu...
Ali Muakhir
Ali Muakhir Mohon Tunggu... Penulis - (Penulis Cerita Anak, Content Writer, dan Influencer)

Selama ini ngeblog di https://www.alimuakhir.com I Berkreasi di IG @alimuakhir I Berkarya di berbagai media dan penerbit I (cp: ali.muakhir@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kawah Kamojang Garut Itu Indah dan Unik

18 Januari 2017   15:12 Diperbarui: 18 Januari 2017   15:19 2086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawah Manuk (Foto Ali M)

SETELAH puas mengelilingi Geotermal Information Center yang letaknya tidak jauh dari penginapan kawasan Pertamina Kamojang, saya dan teman-teman blogger yang mengikuti Jelajah Kamojang melanjutkan agenda berikutnya, jelajah Obyek Wisata Kawah Kamojang.

Kendaraan melaju pelan meninggalkan parkiran Geotermal Information Center menuju Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Jalan yang dilalui meliuk-liuk karena mengikuti kontur lembah.

Sepanjang jalan terlihat pipa-pipa besar untuk mengalirkan uap kawah yang akan diubah menjadi tenaga listrik. Lima belas menit kemudian, kendaraan masuk parkiran kawasan Wisata Kawah yang cukup luas dan bersih. Ada beberapa warung berderet di tepi parkiran yang menyediakan kopi dan camilan buat wisatawan. Begitu pun saat menaiki tangga menuju kawah.

Kawah-Kawah di Kamojang

Begitu tiba di ujung tangga, mata saya terpaku pada pemandangan alam pegunungan yang terlihat indah. Ada halaman cukup luas yang bersih, ada gazebo dan Kawah Manuk.

Kawah Manuk menjadi kawah pertama yang menjadi bagian dari obyek wisata Kawah Kamojang. Kawah berukuran cukup luas yang terhampar di sisi jalan obyek wisata tersebut mengeluarkan uap yang membumbung ke udara.

Kawah berlatar rimbunan semak belukar tersebut diberi nama Kawah Manuk karena dari beberapa lubang yang tertutup kubangan kawah sering terdengar siulan seperti suara manuk. Manuk dalam Bahasa Sunda berarti burung. Sayangnya saat saya ke sana tidak sempat mendengar siulannya.

Kawah Manuk (Foto Ali M)
Kawah Manuk (Foto Ali M)
Tidak jauh dari Kawah Manuk ada kawah yang paling populer di kawasan wisata, yaitu Kawah Kereta Api. Saking populernya, hampir semua wisatawan yang berwisata ke kawah kamojang pasti akan berlama-lama bermain di kawasan Kawah Kereta Api.

Kawah Kereta Api memang sangat unik karena bisa mengeluarkan suara seperti Kereta Api jika tempat keluarnya asap kawah dihubungkan dengan sebuah bambu. Ada seorang penjaga yang siap beratraksi di dalam Kawah Kereta Api.

Sesekali penjaga mengajak wisatawan untuk ikut merasakan keunikan kawah. Baik dengan memasang bambu atau membumbungkan barang-barang seperti plastik atau kain bekas, melalui asap Kawah Kereta Api.

Kawah Kereta Api (Foto Ali M)
Kawah Kereta Api (Foto Ali M)
Setelah puas menikmati Kawah Kereta Api, saya dan para blogger menaiki tangga, melewati jembatan yang di bawahnya aliran sumber air hangat yang dipenuhi uap. Tak jauh dari jembatan ada sebuah pohon cukup besar, tangga, dan jalan menurun yang menjadi penanda Kawah Hujan.

Saat tiba di Kawah Hujan, sudah ada beberapa wisatawan yang sedang merasakan kehangatan uap kawah serta telur yang direbus dengan air panas kawah. Saya dan teman-teman blogger pun tak mau ketinggalan. Langsung mengambil telur puyuh dan telur ayam untuk direbus di genangan air panas Kawah Hujan.

Kawah tersebut dinamakan Kawah Hujan karena jika wisatawan berada di kawah tersebut otomatis baju akan sedikit basah terkena semburan uap yang lembut seperti hujan gerimis.

Jadi di tepian kawah yang menyemburkan asap yang cukup tebal memang ada kawah yang menyemburkan air cukup deras. Semburannya  seperti air mancur alami. Siapa pun yang tidak tahu pasti akan tersebur air mancur tersebut, hehehe.

Kawah Hujan (Foto Ali M)
Kawah Hujan (Foto Ali M)
Cukup lama saya dan teman-teman blogger berada di Kawah Hujan. Selain bermain-main dengan air mancur alami juga menghabiskan stok telur penjaga Kawah Hujan.

Eh, katanya penjual telur di Kawah Hujan itu sudah hampir 40 tahun berada di sana, lho. Bahkan sekarang sudah ada generasi keduanya, salah satu anaknya ikut menjual telur di sana.

Sebetulnya selain Kawah Manuk, Kawah Kereta Api, dan Kawah Hujan masih ada Kawah Beureum, kawah terakhir yang ada di kawasan Wisata Kamojang. Kemudian ada bumi perkemahan kamojang, pemandian air panas terbuka yang letaknya di sekitar bumi perkemahan, air terjun, dan danau, tetapi karena sudah siang dan harus melanjutkan perjalanan berikutnya, saya dan teman-teman blogger memutuskan meninggalkan Wisata Kamojang yang tidak hanya indah, tetapi juga cantik. Semoga nanti bisa kembali lagi.

Artikel Wisata lainnya bisa dibaca di sini:

1. Menelusuru Pulau Kyusu Jepang 

2. Tiga Tempat Foto Anti Maenstream di Bandung 

3.Menengok Situs Ciung Wanara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun