Selanjutnya pada tahun 1935, dimulailah pembangunan gedung baru menghadap ke arah selatan. Bangunan ini yang sekarang dikenal sebagai Kantor Wali Kota Bandung. Di depan bangunan ada taman kantor, plaza (saat ini sedang dilakukan renovasi), gedung perkantoran, gedung pertemuan, dan area publik yang menjadi ruang kreatif semesta sekaligus pelepas penat dan tempat ngumpul warga. Lantas, apa lagi yang membuat warga tertarik berkumpul di Balai Kota Bandung?
Pertama karena ada Taman Balai Kota. Nun jauh, di ujung selatan Kantor Wali Kota ada taman yang cukup bersejarah, namanya Taman Balai Kota. Taman ini dibangun pada tahun 1885 untuk mengenang jasa Pieter Sitjhoff, Asisten Residen Priangan yang berjasa besar bagi pembangunan Kota Bandung. Artinya, Taman Balai Kota ada sebelum pembangunan Kantor Wali Kota.
Dahulu Taman Balai Kota dikenal dengan nama Sitjhoffpark atau Pieterspark. Dahulu taman dilintasi oleh Kanal Ci Kapayang yang membelah taman di sisi selatan. Di tengah Pieterspark terdapat sebuah gazebo untuk pementasan orkes musik jaman dahulu. Sekarang Gazebo dikenal sebagai Babancong.
Selain dikenal dengan nama Pieterspark atau Sitjhoffpark, taman juga dikenal sebagai Kebon Raja. Penamaan ini muncul karena dahulu di seberang timur taman ada Kweekshcool (Sekolah Guru) yang siswanya para menak (Orang Terpandang), sehingga sekolah dikenal sebagai Sakola Raja. Pada saat jam istirahat, siswa Sakola Raja sering berkumpul di taman hingga taman identik dengan taman Kebon Raja.
Pada tahun 1950 nama taman  berubah lagi menjadi Taman Merdeka. Pada tahun 1996 kembali berubah dengan nama Taman Dewi Sartika seiring ditempatkannya patung Dewi Sartika di sisi barat daya taman.
Kini taman dikenal dengan nama Taman Balai Kota. Ada tanda tulisan berwarna merah putih yang cukup mencolok dan sekarang menjadi tempat paling favorit untuk foto warga yang datang. Di belakangnya ada kolam serta patung lima ekor ikan mujair di tengah kolam. Selain itu ada hamparan tanaman yang cukup terawat.
Kedua karena ada Patung Badak Putih. Patung Badak Putih ditempatkan di Balai Kota Bandung sejak tahun 1981. Badak Putih ditempatkan di sini karena menjadi simbol sebuah pusat pemerintahan.
Badak putih dipercaya dalam mitologi di Tatar Sunda sebagai sebuah pusat. Konon, jika di suatu wilayah terdapat paguyangan (pemandian) badak putih, wilayah tempat mandi badak tersebut cocok untuk dijadikan pusat pemerintahan. Oleh karena itu, ditempatkanlah patung Badak Putih di Balai Kota Bandung.
Pada hari dan waktu-waktu tertentu, air mancur dari kolam yang ada di bawah Patung Badak Putih menyala. Air mancur ini menjadi daya tarik tersendiri karena sudah cukup lama air mancur di kolam ini tidak berfungsi.
Selain Patung Badak Putih, ada patung sepasang merpati yang ada di tengah-tengah Balai Kota, tepat di bawah pohon tinggi besar. Patung sepasang merpati tersebut sebagai tanda di sini pernah dilepaskan 800 ekor merpati untuk menghiasi taman.