Mahmud ingat tradisi mencari hilal saat masih di pesantren dahulu. Ia pun kemudian memutuskan untuk mencari hilal. Awalnya akan pergi sendiri, tetapi kemudian dilarang oleh Hilda, anak perempuannya dengan alasan kesehatan.
Setelah dibujuk beberapa kali untuk mengurungkan niatnya, akhirnya Hilda membolehkan dengan syarat ditemani Heli (Okta Antara), adiknya yang selama ini menentang ayahnya karena kecewa dengan ayahnya yang demi berdakwah sampai melupakan kewajibannya sebagai seorang suami dan sebagai seorang ayah. Heli sendiri seorang aktivis lingkungan yang selama ini kritis dengan agama.
Selama dalam perjalanan inilah, dua orang ayah dan anak yang bagai air dan minyak ini tanpa sadar menggurai benang kusut yang selama ini terjadi di antara mereka. Perbedaan usia, pengetahuan, pengalaman, keyakinan, dan cara pandang begitu terasa dan sangat apik diperankan mereka berdua.
Penonton akan merasakan bagaimana menyebalkannya Mahmud karena mendakwahi supir bus yang ditumpanginya hingga ia diturunkan. Penonton juga sebal dengan sikap Heli yang sok cool, tak sabaran, dan sangat jelas digambarkan tidak melakukan shalat ataupun puasa.
Ada kejadian yang cukup menggelitik ketika Heli pada akhirnya menggambil kertas berisi alamat yang akan dituju Mahmud saat Mahmud sedang shalat. Heli ingin membuktikan bahwa tidak semua hal selalu digantungkan kepada Allah Swt, melainkan bisa dengan alat canggih (gawai) yang selama ini menemaninya.
Jadi ingat teman yang selalu mengagung-agungkan gawai juga dan bilang, “Ngapain jaman sudah canggih gini masih sibuk pakai teropong buat menentukan hilal!” PRET! Pengen nonjok deh rasanya.
Dengan gawai tersebut, Heli membantu menunjukan alamat yang dituju, tetapi apa yang terjadi? Alamatnya memang benar, tetapi ternyata beda kecamatan. Kena deh Heli. Ayooo mana orang yang selalu mengagung-agungkan gawai? Sini merapat.
Allah memang tidak pernah tidur, justru dengan kesalahan tersebut hubungan ayah dan anak semakin erat. Heli yang selama ini dianggap remeh oleh Mahmud menunjukan kepiawaiannya dalam mendamaikan masyarakat yang sedang konflik.
Hubungan mereka semakin erat saat keduanya kemudian ditemukan kembali di atas menara untuk melihat hilal, setelah sebelumnya ketegangan mereka memuncak. Mahmud mengusir Heli karena lagi-lagi tidak sefaham dengannya dan Heli mengeluarkan unek-uneknya yang selama belasan tahun dipendamnya. Ending dan cerita yang sangat luar biasa.