Masih satu kompleks dengan Masjid Al-Imtizaj, ada Penjara Banceuy. Penjara tempat dahulu Bung Karno diasingkan di Bandung. Letaknya di dalam kompleks pertokoan Bancey dan aksesnya agak sulit. Akan tetapi, sekarang telah dipugar dan diberi akses dari Jalan Bancey Bandung.
Penjara Banceuy dibangun tahun 1877 oleh Pemerintah Belanda. Ada dua sel berada di sana. Lantai atas atas untuk tahanan politik, lantai bawah untuk tahanan rakyat jelata. Luas selnya sangat sempit, hanya 1,5 x 2,5 meter.
Dalam penjara yang sangat sempit inilah Bung Karno menyusun pidato pembelaan yang dikenal dengan Indonesia Menggugat. Di sini masih tersimpan benda-benda yang pernah digunakan Bung Karno seperti papan untuk tidur, bantal dari karung goni, selimut, pispot, dan penerangan seadanya.
Sebagai penghormatan, dalam bekas penjara tersebut dipasang foto Bung Karno, Burung Garuda, Teks Pancasila dengan ejaan lama, sebuah bendera, serta buku dan koran terbitan lama yang memberitakan pidato pembelaan Bung Karno.
Di atas pintu penjara yang terbuat dari besi berwarna hitam, ada foto Bung Karno waktu masih muda dan keterangan keberadaan Bung Karno yang dipenjara sejak tanggal 29 Desember 1929 hingga Desember 1930.
Sekarang, tepat di belakang bekas ruang tahanan Bung Karno, ada patung seorang laki-laki sedang duduk. Tangan kanannya memegang pena dan tangan kirinya memegang sebuah buku. Patung perunggu berwarna kuning gelap tersebut seolah-olah sedang berpikir hendak menulis sesuatu yang sangat penting. Patung siapa lagi kalau bukan patung Bung Karno.
8). Warung Kopi Purnama
Cukup capai juga mengitari beberapa destinasi, makanya saya langsung menuju Warung Kopi Purnama untuk melepas lelah. Warung Kopi Purnama, salah satu warung kopi yang berdiri sejak tahun 1930. Wow, lama sekali ya … letaknya di Jalan Alkateri No. 22 Bandung. Dari penjara menyebrang Jalan Banceuy, menyusuri Jalan ABC, lalu masuk Jalan Alkateri No. 22, hanya perlu waktu sekitar 10 menit.
Warung Kopi Purnama memang berada di distrik perekonomian yang dibangun oleh Belanda. Pertokoan di sana hampir semua mempertahankan bangunan lama, kalau berubah mungkin sekadar mengganti warna cat atau menambal tembok yang terkelupas.
Masuk ruangan, aroma melayu terasa sekali. Lihat saja jendela depan yang berukuran besar dan diberi teralis dari kayu. Meja, kursi, lemari tempat memajang beberapa cemilan, dan empat lampu bulat yang menggantung dari atap. Masih terasa sekali aroma melayunya.