Salah Satu Panel
Siapa di Balik Ilustrasi
Peringatan Konfrensi Asia Afrika ke-60?
PERINGATAN Konfrensi Asia Afrika (KAA) ke-60 telah usai, namun gemanya masih terasa hingga hari ini. Selama beberapa hari Bandung (sebagai pusat peringatan) dihujani berbagai aktivitas berkelas Internasional.
Sebut saja pertunjukan Angklung for the Word yang tercatat dalam Guinness World Records sebagai pertunjukan angklung dengan pemain terbanyak. Ada 20.000 pelajar bersama warga memainkan angklung dimotori oleh Saung Angklung Ujo. Bertempat di Gor Saparua Bandung.
Asian African Carnaval 2015 yang diikuti 20 delegasi negara-negara Asia dan Afrika dari mulai dari Mesir, Banglades, India, Filipina, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Sri Langka, Thailand dan Indonesia serta kontingen dari beberapa kota di Indonesia. Bertempat di sepanjang Jalan Asia-Afrika Bandung.
Festival of Nations (FoN) yang digelar seharian penuh di Jalan Ir. H Djuanda Bandung. Historical Walking yang paling dinanti-nanti karena kesakralannya, dan tentu saja pertemuan para pemimpin antar negara dua benua (Asia dan Afrika) yang melahirkan banyak kesepakatan serta acara-acara lain berskala lokal.
Sisa-sisa kemeriahan pun masih tampak, lihat saja ilustrasi wajah para tokoh pemimpin bangsa yang memprakarsai KAA masih bertebaran di sepanjang jalan yang mengelilingi Gedung Merdeka. Ilustrasi-ilustrasi tersebut menyita pandangan mata.
[caption id="attachment_413847" align="aligncenter" width="493" caption="Panel Tokoh KAA dengan Ilustrasi Gaya Wedhaism di Mana-mana (Foto; dok.WPAP)"]
Jika ditanya, kenapa ilustrasi-ilustrasi tersebut mampu menyita pandangan mata? Jawabannya pastilah karena seluruh ilustrasi yang mewarnai acara-acara tersebut sangat khas, menggunakan gaya ilustrasi Wedhaism.
Gaya Ilustrasi Wedhaism memiliki ciri dan aturan sendiri. Dalam setiap potret, warna yang digunakan harus kontras, saling berbenturan, tidak boleh memakai gradasi warna, tidak boleh skintone (warna kulit), trace faset tidak boleh melengkung alias harus bersudut. Harus mengikuti pakem dan harus memperhatikan warna dalam, tengah, dan luar (gelap dan terang).
***
Bagi remaja tahun ’90-an, pasti familiar dengan ilustrasi yang dibuat Wedha Abdul Rasyid di Majalah Hai. Majalah bersegmen pembaca remaja laki-laki yang suka musik, pada setiap edisi memuat ilustrasi potret wajah yang warnanya semarak. Dalam satu potret wajah terdapat beberapa warna yang saling bertabrakan, namun tetap menunjukkan karakter asli pemilik wajah.