Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Nama saya Al Husnati Janah, NIM: 503180042, meruapakan seorang mahasiswi semester 5 jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha SAifuddin Jambi. Alhamdulillah, Jurusan Akuntansi Syariah UIN STS Jambi telah terakreditasi Baik oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Pada artikel ini saya akan membahas tentang sejarah Akuntansi Syaria yang dimulai dari zaman Nabi Muhammad SAW. Saya juga akan membahas sedikit mengenai kontroversi yang ada dalam sejarah akuntansi.
Di masa peradaban dan kemajuan tekhnologi seperti sekarang ini, segala kegiatan yang meliputi pencatatan, peringkasan, dan pelaporan keuangan sudah menjadi bagian dari proses transaksi. Akuntansi telah mengalami metamorfosa yang panjang mengikuti perkembangan zaman. Tidak ada bukti catatan yang relevan untuk menunjukkan kapan akuntansi mulai muncul dan dipraktikkan. Namun, perkiraan bahwa akuntansi sudah ada sejak jaman pra masehi. Sebelum munculnya pemerintahan Islam pada zaman Rasulullah SAW., peradaban ilmu pengetahuan dunia didominasi oleh dua bangsa besar yaitu Romawi dan Persia. Kedua bangsa ini memiliki wilayah kekuasaan yang luas, bangsa Romawi menguasai wilayah di bagian barat dan bangsa Persia menguasai wilayah di bagian timur.
Dalam sejarah ilmu pengetahuan barat, akuntansi pertama kali dirumuskan oleh Luca Pacioli (1494) di Italia, hal inilah yang menjadi sebuah lontroversi dalam sejarah akuntansi dikarenakan banyak penemuan yang mengatakan bahwa akuntansi sudah ada sebelum ditemukan oleh Luca Pacioli. Akuntansi berasal dari bahasa inggris yaitu "to account" yang artinya menghitung atau mempertanggungjawabkan sesuatu yang ada kaitannya dengan pengelola bidang keuangan dari suatu perusahaan kepada pemiliknya atas kepercayaan yang telah diberikan kepada pengelola tersebut untuk menjalankan kegiatan perusahaan (Sujarweni:2017).
Menurut Muamar khadafi, dkk (2016), penelitian yang dilakukan oleh Littleton (1961), menyatakan bahwa jauh sebelum Luca Pacioli menemukan sistem double entry, ada seorang Italia lainnya yang telah menemukan Double entry terlenih dahulu yakni Benedetto Cortugli (1458) akan tetapi bukunya terbit setelah 89 tahun buku Pacioli terbit. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa transformasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang terjadi pada bangsa arab menarik banyak perhatian ilmuan bangsa eropa yang menyebabkan banyaknya ilmuan eropa melakukan perjalanan ilmiah ke Timur Tengah. Islam telah mencapai masa kejayaan di bidang ilmu penegtahuan jauh sebelum terbitnya buku Pacioli pada akhur abad ke-13. Dari fakta-fakta tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi bukanlah hasil pemikiran barat melainkan hasil pemikiran para ilmuan muslim dan telah dipraktikan dalam berdagang ke negara-negara eropa. Kegiatan berdagang yang dilakukan oleh para cendikiawan muslim masa itu bukan hanya sekedar mencari keuntungan, melainkan sebagai bentuk kegiatan syiar agam dan ilmu yang mereka miliki.
Akuntansi menjadi tidak asing lagi dikalangan umat Islam ketika turunnya Al-Qur'an yaitu pada tahun 610 M dan surat Al-Baqarah ayat 282 yang menjadi dalil dasar akuntansi. Adapun arti dari Surah Al-Baqarah ayat 282 yakni:Â
"Hai orang-orang yang beriman apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya."
Dapat dilihat perbandingan antara akuntansi yang umat islam kenal sekitar 800 tahun lebih dulu daripada akuntansi yang bangsa eropa kenal setelah penemuan buku Pacioli. Membahas mengenai akuntansi syariah, maka kita akan menilik sejarah akuntansi dikalangan orang arab sebelum Rasulullah SAW., menjadi pemimpin pemerintahan. Pada zaman Romawi dan Persia sebagian wilayah Timur Tengah (Semenanjung Arab) berada dalam jajahan kedua bangsa tersebut.
Pada saat itu, para pedagang arab telah menggunakan akuntansi sebagai bentuk perhitungan barang dagangan sejak mulai berdagang sanpai kembali lagi ke negeri asalnya. Para pedagang arab yang berpindah tempat menggunakan perhitungan perubahan asset dan untung-rugi, sedangkan para pedagang arab yang menetap disuatu wilayah telah menggunakan pencatatan transaksi atas utang-piutang mereka. Akan tetapi, system pencatatan dan pembukuan yang dipakai oleh bangsa arab pada saat itu masih mengandung unsur riba. Perhatian dan fokus besar yang dimiliki bangsa arab terhadap dunia perdagangan inilah yang menjadi cikal bakal munculnya system akuntansi yang sesuai dengan syariat Islam.
a. Perkembangan Akuntansi syariah pada zaman Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin.
Awal mula Rasulullah SAW. Sebagai pemimpin pemerintahan, beliau mulai membersihkan praktek transaksi keuangan dari unsur riba, monopoli, penipuan, dan segala usaha yang mengambil keuntungan dari orang lain secara bathil. Perkembangan praktik akuntansi pada jaman RAsulullah SAW. Dapat dilihat dari terbentuknya Baitulmaal (Sekitar abad ke-7) yang berfungsi untuk menampung dan mengelola seluruh penerimaan negara, baik itu berupa zakat, wakaf, 'Ushr, Jizyah, dan Kharaj walaupun system pencatatan dan pengelolaannya masih sangat sederhana.
Rasulullah SAW juga mendidik secara khusus para sahabat yang menangani pencatatan keuangan dan mereka diberi sebutan khusus yaitu Hafazhatul Amwal (pengawas keuangan). Perkembangan Baitulmaal terus menerus berlangsung sampai pada jaman Khulafaur rasyidin. Baitulmaal mengalami kemajuan yang pesat pada pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib dimana pada masa kepemimpinan beliau telah ditemukan istilah surplus.
b. Perkembangan Akuntansi syariah pada zaman Khilafah Bani Umayah.
Pendiri khilafah bani Umayah yakni Mua'wiyah bin Abu Sufyan yang berkuasa dari tahun 661-750 M. Pada masa daulah Bani Umayah, terutama pada masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz. Pada masa pemerintahannya, akuntansi telah diklasifikasikan pada beberapa spesialisasi yakni, akuntansi peternakan, akuntansi pertanian, akuntansi bendahara, akuntansi mata uang, akuntansi konstruksi, dan adanya pemeriksaan buku atau yang sekarang kita kenal dengan istilah auditing. Sistem pembukuan telah menggunakan model buku besar yang meliputi; Jaridah Al-Kharaj (pembukuan peiutang pemerintah terhadap individu), Jaridah An-Nafaqaat (juranal pengeluaran), Jaridah Al-Maal (jurbal dana), dan Jaridah Al-Musadareen (jurnal yang digunakan untuk mencatat penerimaan denda, termasuk denda para koruptor).
c. Perkembangan Akuntansi Syariah pada zaman Khilafah Bani Abbasiyah.Â
Perkembangan sektor pertambangan dan perdagangan melalui pelabuhan Basrah pada masa bani abbasiyah menjadi alasan semakin majunya sisten pencatatan akuntansi yang dipakai. Hal ini dapat dilihat dari masyarakat islam yang telah menggunakan 12 buku akuntansi khusus, diantaranya; Daftarun nafaqat (buku pengekuaran), Daftarun Nafaqat wal Iradat (buku pengeluaran dan pemasukan), Daftar Amwalil Mushadarah (Buku harta sitaan). Selain itu, karya tulis berupa manuskrip milik Abdullah bin Muhammad bin Kayah al Mazindarani juga menjadi bukti bahwa umat islam telah jauh lebih dulu mengenal akuntansi sebelum munculnya buku Pacioli. Manuskrip ini ditulis pada tahun 765 H/1363 M dan disimpan di perpustakaan Sultan Sulaiman Al-Qanuni di Istambul, Turki.
d. Perkembangan Akuntansi Syariah pada zaman Khilafah Ustmaniyah.
Pada masa Khilafah Ustmaniyah yang berlangsung dari tahun 1258-1924 M, Umat Islam telah mengenal laporan keuangan tingkat tinggi. Diantara laporan keuangan yang terkenal di negara Islam pada masa itu adalah Al-Khitamah dan Al-Khitamatul Jami'ah. Al-Khitamah merupakan laporan keuangan yang dibuat pada setiap akhir bulan (bulanan). Laporan keuangan ini berisi pemasukan dan pengeluaran yang telah dikelompokkan sesuai jenisnya, disamping memuat saldo bulanan. Sedangkan Al-Khitamatul Jami'ah adalah laporan keuangan yang dibuat oleh seorang akuntan untuk diberikan kepada orang yang memiliki jabatan lebih tinggi.
Pemahaman bahwa akuntansi pertama kali dikembangkan di Italia oleh Lucas Pacioli (1494) dan dianggap sebagai bapak akuntansi modern telah mendarah daging. Hilangnya periode peradaban Islam dalam runtutan sejarah perkembangan ilmu pengetahuan versi barat telah menutupi (secara disengaja maupun tidak disengaja) sumbangan Islam atas perkembangan ilmu pengetahuan di Dunia. Padahal dari penjabaran diperkembangan akuntansi syariah diatas, yakni dimulai dari zaman Rasulullah SAW sampai pada masa khilafah Ustmaniyah dapat disimpulkan bahwa umat Islam telah mengenal terlebih dahulu akuntansi yang menyebabkan banyaknya para ahli yang berani mengemukakan pendapat demikian. dari bukti-bukti yang ada dapat kita simpulkan juga bahwasannya sistem akuntansi syariah lebih dahulu ada dibandingkan sistem akuntansi konvensional. Sudah seharusnya kita sebagai umat Islam mengetahui hal ini, apalagi saat ini sistem keuangan syariah telah diakui dunia sebagai sistem keuangan yang paling baik karena mengutamakan kemaslahatan banyak orang bukan hanya mengutamakan keuntungan pribadi saja.Â
Sekian, maaf apabila terdapat kekuarangan dan kesalahan. Wassalamua'laikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Daftar pustaka
Khaddafi, Muammar. dkk.2016. Akuntansi Syariah (Meletakkan nilai-nilai Syariah dalam Ilmu Akuntansi). Medan: Madenatera
Sujarweni V. Wiratna. 2016. Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sofyan, Syafri Harahap. 2017. Beberapa Dimensi Akuntansi: Menurut Al-Qur'an, Mahwah, Sejarah Islam dan Kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H