Mohon tunggu...
Alhubul Austad Ramadan
Alhubul Austad Ramadan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Teknik Informatika Semester 5 Di UIN MALANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Machine Learning dalam Membedakan Dengue, Zika, Chikungunya

24 September 2024   14:00 Diperbarui: 24 September 2024   14:04 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan metode ini meningkatkan transparansi dan akurasi prediksi model, terutama dalam pengklasifikasian chikungunya, yang memiliki gejala seperti myalgia yang lebih menonjol dibandingkan dengan Zika dan dengue. Dengan metodologi berbasis bukti ini, model *Random Forest* mampu memprediksi chikungunya dengan tingkat akurasi 99,7%, sebuah pencapaian yang luar biasa.


Tidak hanya itu, hasil dari penelitian ini menunjukkan pentingnya inovasi di bidang kesehatan yang berfokus pada peningkatan kecepatan dan ketepatan diagnosis. Mengingat data epidemiologis dari berbagai negara menunjukkan bahwa kejadian wabah chikungunya dan Zika seringkali meningkat pada tahun-tahun tertentu (misalnya, wabah Zika yang besar terjadi pada 2016), adanya teknologi yang mampu merespons secara cepat terhadap lonjakan kasus sangatlah krusial. Dengan adopsi teknologi seperti ini, terutama di daerah rawan, potensi untuk menyelamatkan nyawa semakin besar, karena diagnosis yang cepat dan tepat dapat mempercepat tindakan medis yang sesuai.


Penelitian ini tidak hanya berkontribusi pada pengembangan model prediksi berbasis data, tetapi juga memperlihatkan potensi besar kolaborasi antara ilmu data dan kesehatan. Tantangan terbesar ke depan adalah bagaimana solusi ini dapat diterapkan secara luas di lapangan, khususnya di negara-negara berkembang yang paling terdampak oleh ketiga penyakit ini. Pemanfaatan machine learning dapat membantu menjawab kebutuhan mendesak di lapangan, tetapi tentu saja dibutuhkan dukungan dari pemerintah dan organisasi kesehatan dunia untuk mendorong implementasi teknologi ini secara merata di seluruh wilayah yang memerlukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Arrubla-Hoyos et al. (2024) membuktikan bahwa machine learning dapat menjadi solusi inovatif untuk tantangan diagnosis penyakit tropis seperti dengue, Zika, dan chikungunya. Dengan akurasi prediksi yang mencapai 99,7% untuk chikungunya, 99,1% untuk dengue, dan 98,8% untuk Zika, model yang dikembangkan jelas memiliki potensi besar dalam membantu tenaga medis di lapangan. Keunggulan model *Random Forest* yang transparan dan mudah diinterpretasikan oleh komunitas medis membuatnya sangat ideal untuk diimplementasikan di daerah-daerah yang kekurangan fasilitas diagnostik canggih.
Meskipun demikian, tantangan dalam adopsi teknologi ini di lapangan tetap ada, terutama dalam hal penyediaan infrastruktur teknologi dan pelatihan tenaga medis untuk menggunakan model machine learning. Dukungan dari pemerintah serta kolaborasi antara komunitas ilmiah dan organisasi kesehatan dunia sangat diperlukan untuk memastikan bahwa teknologi ini dapat diterapkan secara efektif di wilayah yang paling membutuhkan. Implementasi machine learning di sektor kesehatan tidak hanya akan meningkatkan kualitas layanan medis, tetapi juga dapat mengurangi beban ekonomi dari wabah penyakit menular yang sering kali melumpuhkan sistem kesehatan di negara berkembang.
Dengan adanya bukti kuat dari penelitian ini, masa depan diagnosis dini penyakit tropis akan semakin bergantung pada kecerdasan buatan. Adopsi teknologi ini tidak hanya akan memberikan dampak besar bagi masyarakat di wilayah tropis, tetapi juga membantu dalam upaya global untuk mengendalikan dan mengurangi penyebaran penyakit menular secara lebih efektif.

Referensi :
Arrubla-Hoyos, W., Gómez Gómez, J., & De-La-Hoz-Franco, E. (2024). Differential classification of dengue, Zika, and chikungunya using machine learning—Random forest and decision tree techniques. Informatics, 11(3), 69. https://doi.org/10.3390/informatics11030069

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun