Perhatian dunia di awal tahun 2020 ini kini sedang tertuju pada suatu wabah penyakit yang mencengkram negeri tirai bambu, China. Gejala yang timbul oleh penyakit tersebut dilaporkan berupa demam, batuk, hingga kesulitan bernafas.Â
Pada tahap yang lebih parah, gejala penyakit tersebut dapat berupa sindrom pernafasan akut, pneumonia, komplikasi gagal ginjal, hingga kematian. Penyebab utamanya adalah infeksi virus yang oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO = World Health Organization) diberi nama virus 2019-nCoV (2019-Novel Coronavirus).
Virus 2019-nCoV tersebut masih tergolong dalam keluarga Coronavirus dan berkerabat dekat dengan virus penyebab SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome = sindrom pernafasan akut berat) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome = Â sindrom pernafasan timur tengah) yang sempat mewabah dan menyita perhatian dunia beberapa tahun lalu.
Sudah lebih dari 100 orang dinyatakan meninggal akibat infeksi virus 2019-nCov yang dimulai dari Kota Wuhan. China. Masyarakat dunia semakin khawatir sebab virus yang awalnya diduga penularannya hanya melalui hewan ke manusia (zoonosis), kini dapat menular dari manusia ke manusia melalui udara.Â
Apalagi, hingga kini belum ada obat ataupun vaksin yang dapat digunakan secara efektif untuk mengatasi invasi virus tersebut. Kondisi yang berubah-ubah dengan mudahnya dari virus tersebut (mengalami mutasi genetik) memperparah pula penanganannya.
Kuman atau mikroorganisme (baca www.kompasiana.com: Meneropong Dunia Kuman Lebih Dekat) memang banyak menimbulkan masalah kesehatan bagi tubuh, meskipun tidak semuanya demikian sebab masih ada juga yang bermanfaat. Apalagi kuman tersebut berupa virus yang hingga saat ini tak ada satupun bermanfaat bagi mahkluk hidup, khususnya manusia.Â
Sekali saja berinteraksi dengan tubuh kita, jika kondisi kesehatan tak memungkinkan, maka berbagai jenis kuman berbahaya tersebut dapat mengambil alih hingga merontokkan fungsi normal berbagai organ tubuh kita.
Di antara berbagai jenis rute penularan kuman berbahaya, penularan melalui udaralah yang cukup mengkhawatirkan. Betapa tidak, satu orang saja yang terinfeksi kuman berbahaya melalui saluran pernafasan, kemudian ia bersin atau batuk, maka partikel kuman yang sudah keluar melalui mulut atau hidung orang tersebut dapat menghinggapi orang-orang terdekat bahkan jauh jaraknya seiring udara membawa kuman-kuman tersebut.Â
Hingga akhirnya, kuman-kuman tersebut masuk ke saluran pernafasan orang sehat lainnya dan mulai menginvasi. Hal mengerikan yang dapat terjadi selanjutnya adalah terjadinya wabah penyakit menular infeksius yang mencengkram suatu wilayah bahkan dapat meluas ke wilayah lainnya.
Oleh karena itu, prinsip pencegahan yang utama ketika wabah terjadi adalah orang-orang yang berada pada daerah terjadinya wabah infeksius tidak diperkenankan ke luar daerah (diisolasi) dan orang-orang dari luar tidak diperkenankan masuk ke dalam daerah terjadinya wabah infeksius tersebut.Â