TAFSIR TURJUMAN AL-MUSTAFID SYEKH ABDURRAUF ASSINGKILI SEBAGAI SALAH SATU KARYA DAN WARISAN ULAMA DI NUSANTARA
Penulis : Hafizul Umam
al-Qur'an diturunkan dengan bahasa yang tinggi, sehingga hanya bisa dipahami oleh orang-orang tertentu dan pilihan dibidangya sehingga bisa  menafsirkan al-Qur'an. Ahli syair terhebat pun tidak akan bisa menandingi bahasa alQuran apalagi membuat yang semisal dengannya. Penafsiran dilakukan supaya Manusia/Umat Islam mudah dalam memahami ayat-ayat al-Qur'an, sehingga tidak keluar dari konteks yang dimaksudkan oleh ayat itu sendiri. Jika kita dalam memahami makna ayat-ayat al-Qur'an tidak sesuai dengan konteksnya maka akan berakibat sangat fatal dan buruk bagi Manusia/Umat Islam, karena Al-Qur'an adalah pedoman hidup bagi manusia/Umat Islam selama menjalani kehidupannya  didunia dan diakhirat. Al-Qur'an merupakan kitab yang terjaga keotentikannya, redaksi, susunan bahasa, serta kandungan maknanya karena berasal dari wahyu.
Kita telah mengenal Ulama-ulama Besar dunia dalam bidang Tafsir/Mufassir dengan Karya-karyanya yang terkenal. Seperti Tafsir Imam Ibnu Katsir, Imam Al-Thabari, Imam Al-Qurtuby, Al-Jalalain, Tafsir Imam As-Suyuthi dan lainnya. Namun Kita juga tidak bisa melupakan bahwa di Nusantara ini juga ada para Mufassir yang karyanya juga terkenal di dunia, diantaranya adalah Syaikh Abdul Rauf Al-Singkili.
Syaikh Abdul Rauf Al-Singkili
Syaikh Abdul Rauf Al-Singkili (1615---1693) merupakan salah satu ulama besar Nusantara berdarah aceh, yang memiliki banyak karya tulis, baik dalam bidang fikih, hadits, tasawuf, tafsir al-Qur'an, dan ilmu-ilmu agama lainnya.
Beliau juga sebagai pelopor tafsir di Nusantara. As-Singkili merupakan ulama Nusantara yang memiliki reputasi internasional. Karya- karya sastranya tentang suluk sampai saat ini naskah aslinya yang berbentuk manuskrip atau tulisan tangan asli masih bisa dilihat pada perpustakaan- perpustakaan perguruan tinggi di Belanda. Karya-karya tersebut ada yang tertulis dalam huruf Arab Melayu atau bahasa Arab. Bukan hanya sampai disitu saja, karya tafsir beliau juga beredar hingga luar negeri seperti Singapura, India, Kairo, Istambul, Makkah, hingga Afrika Selatan.
Turjuman al-Mustafid
Turjuman al-Mustafid merupakan kitab tafsir al-Qur'an berbahasa melayu yang pertama ada di indonesia. Berbahasa Melayu-Jawi atau Arab-Pegon. Pada saat itu, bahasa Melayu dipakai dalam birokrasi pemerintahan, intelektual, hubungan diplomatik antarnegara, hingga perdagangan. Kitab ini adalah kitab tafsir yang disusun oleh Abdul Rauf al-Singkili. Tidak menutup kemungkinan tafsir Turjuman al-Mustafid memiliki corak tasawuf dikarenakan selain sebagai ulama tafsir Abdul Rauf al-Singkili juga seorang ulama tasawuf. Sudah dapat dipastikan kitab tafsir karya ulama Nusantara ini memiliki metode dan corak yang berbeda dari kitab-kitab tafsir lainnya.
Turjuman al-Mustafid mempunyai prestasi yang luar biasa karena beredar luas di seluruh kepulauan Melayu. Cetakannya juga ditemukan di beberapa Negara seperti Singapura, India, Kairo, Istambul, Makkah hingga Afrika Selatan. Ketinggian nilai karya intelektual Syekh Abdul Rauf al-Singkili ini dapat dilihat dengan seringnya dicetak ulang di Timur Tengah. Bahkan, edisi terakhirnya juga bisa ditemui di Jakarta sampai tahun 1981-an. Hal ini menunjukkan bahwasanya karya tafsir putra Aceh tersebut masih diminati kaum muslimin sampai dengan saat ini. Tafsir ini menurut sebagian ulama merupakan terjemahan dari al- Baidhawi sehingga beliau menamakannya dengan Turjuman al-Mustafid yang bermakna "terjemahan yang berfaedah", namun kitab ini merupakan sebuah karya yang besar pada zamannya. Zaman, di mana belum ada kecanggihan teknologi dan komputerisasi. Dengan hanya berbekal pena celupan, dapat menghasilkan suatu kitab tafsir yang istimewa.
Karya Syekh Abdul Rauf al-Singkili  ini meskipun merupakan saduran dari tafsir lain, tetapi juga pemikiran dan pemahaman beliau yang dikemudian disalurkan ke dalamnya. karya Syekh Abdul Rauf al-Singkili ini termasuk dalam kategori Tarjamah Tafsiriyyah artinya beliau memiliki peran penting dalam membahasakan kitab asal untuk menyampaikan maksud yang diinginkan penulis dalam bahasa lugas, tegas dan amanah.
Tafsir Turjuman al-Mustafid karena ia tampil beda dengan tafsir yang lain. Hal ini dikarenakan tafsir ini disajikan dalam bahasa lokal. Saat itu, bahasa yang dipakai umumnya adalah Melayu. Karena itu, tafsir ini menjadi konsumsi masyarakat di Asia yang mayoritas berbahasa Melayu. Sehingga  kitab ini kemudian dijadikan  sebagai pelopor tafsir pertama berbahasa Melayu.
Metode yang digunakan oleh Syekh Abdul Rauf al-singkili adalah metode tahlili dan metode ijmali, hal ini, dapat dilihat dari susunan ayat al-Qur'an dalam kitab tafsirnya yang di mulai dari surat al-Fatihah dan di akhiri dengan surat an-Naas serta bahasa yang digunakan sangat global, tidak secara panjang lebar dan mudah untuk difahami. Sedangkan corak penfsirannya lebih cenderung kepada corak fiqh dan corak sufi, karena Abdul Rauf al- singkili bila menafsirkan ayat yang berkenaan dengan hukum fiqh beliau lebih cenderung kepada mazhab Syafi'I dan beliau juga menafsirkan al- Qur'an terkadang cenderung kepada pendapat ulama sufi.
kitab tafsir Turjuman al-Mustafid pembahasannya bersifat global yaitu tidak berbelit-belit serta sangat ringkas,sehingga tafsir ini sangat mudah difahami oleh orang awam. Selain itu juga, kitab tafsir Turjuman al-Mustafid diperkaya dengan kajian qira'at sehingga bagi pembaca yang ingin mengkaji masalah qira'at sangatlah terbantu oleh kitab tafsir ini.
Demikianlah tokoh mufasir Nusantara Syekh Abdul Rauf al-singkili dalam Tafsir Al-Quran. Sebenarnya masih banyak tokoh lain yang juga memiliki kontribusi besar. Salah satu tujuan yang menuliskan kitab tafsir berbahasa lokal adalah hal tersebut menunjukkan adanya orientasi pragmatis di antara mereka, yaitu agar alQuran dan tafsirnya lebih mudah dipahami oleh masyarakat lokal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H