Mohon tunggu...
Al Hafiz
Al Hafiz Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya sangat suka membaca dan mempelajari ilmu tafsir alQuran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

tafsir turjuman al mustafid syaikh abdurrauf assingkili sebagai salah satu karya dan warisan ulama nusantara

16 Januari 2025   23:23 Diperbarui: 16 Januari 2025   23:22 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tafsir Turjuman al-Mustafid karena ia tampil beda dengan tafsir yang lain. Hal ini dikarenakan tafsir ini disajikan dalam bahasa lokal. Saat itu, bahasa yang dipakai umumnya adalah Melayu. Karena itu, tafsir ini menjadi konsumsi masyarakat di Asia yang mayoritas berbahasa Melayu. Sehingga  kitab ini kemudian dijadikan  sebagai pelopor tafsir pertama berbahasa Melayu.

Metode yang digunakan oleh Syekh Abdul Rauf al-singkili adalah metode tahlili dan metode ijmali, hal ini, dapat dilihat dari susunan ayat al-Qur'an dalam kitab tafsirnya yang di mulai dari surat al-Fatihah dan di akhiri dengan surat an-Naas serta bahasa yang digunakan sangat global, tidak secara panjang lebar dan mudah untuk difahami. Sedangkan corak penfsirannya lebih cenderung kepada corak fiqh dan corak sufi, karena Abdul Rauf al- singkili bila menafsirkan ayat yang berkenaan dengan hukum fiqh beliau lebih cenderung kepada mazhab Syafi'I dan beliau juga menafsirkan al- Qur'an terkadang cenderung kepada pendapat ulama sufi.

kitab tafsir Turjuman al-Mustafid pembahasannya bersifat global yaitu tidak berbelit-belit serta sangat ringkas,sehingga tafsir ini sangat mudah difahami oleh orang awam. Selain itu juga, kitab tafsir Turjuman al-Mustafid diperkaya dengan kajian qira'at sehingga bagi pembaca yang ingin mengkaji masalah qira'at sangatlah terbantu oleh kitab tafsir ini.

Demikianlah tokoh mufasir Nusantara Syekh Abdul Rauf al-singkili dalam Tafsir Al-Quran. Sebenarnya masih banyak tokoh lain yang juga memiliki kontribusi besar. Salah satu tujuan yang menuliskan kitab tafsir berbahasa lokal adalah hal tersebut menunjukkan adanya orientasi pragmatis di antara mereka, yaitu agar alQuran dan tafsirnya lebih mudah dipahami oleh masyarakat lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun