Jika dikaji secara Ilmiah, memang benar terdapat setidaknya terdapat 14 kosa kata dalam Al-Qur'an yang berbunyi sama dengan narasi yang tertuang dalam ajaran Yahudi, namun tuduhan-tuduhan semacam diatas terasa sangat lemah apabila orang-orang seperti Abraham Gieger dan Theodore Noldeke mengatakan hanya dengan 14 kosakata tersebut Al-Qur'an menjadi kitab yang menirukan ajaran Yahudi-Nasrani secara keseluruhan. Jika dikatakan menirukan secara keseluruhan baik itu dari segi kosa kata dan dogma hukum.
Seharusnya mereka juga akan menemukan bahwasanya dogma-dogma hukum yang diajarkan Islam menggunakan kosa kata tersebut sangatlah jauh berbeda dengan apa yang mereka tuduhkan. Semisalnya saja kata Roh Kudus (ruhil qudus) dalam dua kepercayaan tersebut sangatlah jauh berbeda maknanya. Jika dalam kepercayaan Yahudi roh kudus diartikan sebagai roh Tuhan, atau dalam kepercayaan Kristen diakui sebagai roh Yesus yang notabennya juga sebagai Tuhan, namun dalam Islam Roh Kudus diyakini sebagai penamaan lain dari malaikat Jibril yang bertugas sebagai penyampai wahyu dari setiap ayat-ayat Al-Qur'an.
Terlihat sangat jauh berbeda antara ajaran-ajaran yang dituangkan dalam agama agama tersebut, lalu bagaimana bisa dikatakan bahwasanya suatu agama menirukan secara keseluruhan suatu agama tertentu. Sebagai sesama agama ibrahimiyah mungkin terdapat ajaran ajaran yang terasa sama, karena pada dasarnya agama tersebut diturunkan oleh Tuhan yang sama yaitu Allah SWT, walaupun pada akhirnya hanya Al-Qur'an dan Islam yang bertahan dengan keotentikan teks dan ajarannya sampai hari akhir kelak, sedangkan dua ajaran lainnya (Yahudi-Nasrani) sudah banyak terkontaminasi oleh manusia-manusia yang keji sehingga keotentikan ajaran tersebut sangat sulit untuk dibuktikan , bukan berarti tidak ada!!
Dalam Islam hal-hal seperti ini sebenarnya sudah lama terbantahkan, bahkan Al-Qur'an sendiri yang menantang orang-orang yang meragukan keotentikan dari Kitab Suci umat Muslim ini. Dalam Al-Qur'an sudah ditawarkan untuk orang-orang yang masih meragukannya agar mereka mencoba keberuntungan dengan berusaha membuat surat tandingan yang ada dalam Al-Qur'an dengan memanggil seluruh orang-orang yang mereka yakini sebagai orang hebat, berpendidikan, memiliki kekayaan bahasa yang mumpuni, dan lain sebagainya. Karena pada dasarnya mukjizat tertinggi Al-Qur'an adaah dari segi bahasanya yang kaya akan perbendaharaan kosakata, makna, keindahan susunan, keindahan bunyi, keistimewaan lantunan bacaannya, dan lain sebagainya.
Wallahu a'lam bishawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H