Hanya saja ada banyak youtuber dengan modal "over confidence", ditambah lisannya  yang "tidak disaring" terlebih dulu, membuat konten yang menurut saya tidak bermanfaat.
Viewer juga seakan-akan terhipnotis menontonnya. Lebih betah berlama-lama melihat ajang pamer kekayaan dibanding harus membaca buku. Seolah tidak ingin "memaksa" imajinasinya untuk memahami isi tulisan.
Oke baik. Ilustrasi sederhananya begini. Ini benar-benar ilustrasi. Kalau ada kesamaan hanya kebetulan.
...........
Ala Youtuber
"Halo gaes, Siang ini panes banget . Nyengat banget. (sambil kipas-kipas). Jadi siang ini gua mau nyobain es jeruk peras yang lagi ngehits banget. Penasaran gimana rasanya. Yuk ikutan terus ya gaes."
Tiba di penjual,
"Nah ini dia penjualnya..Halo mas. Maap ni sambil ngerekam.. Say hai mas. Masuk yutub loh mas." Penjual yang senyum malu-malu nurut.
"Berapaan ni mas." sambil rekam mas lagi nyiapin.
"Lima ribu dek. Nih dek minumnya."
"Oke makasih ya mas. (sambil jalan lagi) Jadi gaes ni harganya murah banget. Trus tadi kalian bisa lihat jeruknya asli. Air gulanya asli. Tanpa pemanis buatan. Trus kalian bisa liat tadi mesinnya kek bulat-bulat gitu. Trus tinggal di pencet. Air jeruknya langsung masuk ke dalam Gelas. Â (nunjuk gelas). Sruuup.. Hmm..anjir, rasanya tuh seger banget gais, manis. Trus kek ada kecut-kecutnya gitu. Kalian harus coba deh. Oke."