Mohon tunggu...
Sary Hadimuda
Sary Hadimuda Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang hamba Allah yang sedang memantaskan diri menjadi pengajar

Sedang belajar membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Belajar dari Perjalanan Mengelilingi Raja Ampat

29 Desember 2018   12:50 Diperbarui: 29 Desember 2018   12:58 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibunya sesekali tersenyum melihat kami| Dokumentasi pribadi

Beliau di berangkatkan ke Australia dan Amerika untuk belajar beberapa bulan di sana. Beliau pun sempat menginjakan kaki di istana Negara untuk mendapatkan penghargaan.

Foto bersama Pak Hasan. Di belakang adalah tempat kami menginap| Dokumentasi pribadi
Foto bersama Pak Hasan. Di belakang adalah tempat kami menginap| Dokumentasi pribadi
Pun SMK 2 ini. Awal beliau merintis, siswa hanya beberapa orang saja. Masuk jam 9 pulang jam 11. Tiang bendera pun tak ada. Tapi dengan semangat yang beliau miliki, SMK 2 bisa maju seperti sekarang ini. 

Salah satu alumni ada yang kerja di resort ternama di Raja Ampat dan memiliki gaji 15 juta per bulan. Wow. Saya rasa pak Hasan memiliki kebahagiaan tersendiri mengetahui muridnya sesukses atau sesejahterah itu.

Setelah beramah tamah kami langsung menuju Waiwo. Yap. Masih menggunakan truk. Meski panas-panas, riuh karena canda dan tawa tetap menjadi penyemangat. Bahagia tidak harus do mobil mewah. Yekan?. Waiwo masih seperti yang saya lihat 3 taun lalu. Hanya saja resortnya (menurut saya) tidak terawat. Ikan juga tidak sebanyak dulu. Bukan musimnya mungkin. Entahlah.

di depan Waiwo resort| Dokumentasi pribadi
di depan Waiwo resort| Dokumentasi pribadi
Ikan tak sebanyak dulu| Dokumentasi pribadi
Ikan tak sebanyak dulu| Dokumentasi pribadi
Tujuan selanjutnya adalah Afu. Hampir sama dengan Waiwo. Bedanya resortnya punya bentuk yang unik di atas air. Disini juga ada penakaran ikan. Liat ikan mubara yang selebar betis langsung kebayang kalau ikannya dibakar, makan pake sambal , cah kangkung dan tentu saja nasi hangat. Hmm.. Ajiiiip. Minumnya es teh tidak lupa.  *Eh.

Di ujung Penakaran ikan| Dokumentasi pribadi
Di ujung Penakaran ikan| Dokumentasi pribadi
Bentuk resort yang unik| Dokumentasi pribadi
Bentuk resort yang unik| Dokumentasi pribadi
Bisa duduk manis menikmati menghirup aroma air asin| Dokumentasi pribadi
Bisa duduk manis menikmati menghirup aroma air asin| Dokumentasi pribadi
Selanjutnya kami ke pantai Saleo. Disini kami banyak meneteskan air mata. Yap. Siapa yang tidak meneteskan air mata jika harus berpisah dengan teman baik di tempat kerja 2 orang sekaligus. Jadi teman saya Ika dan Irma harus resign bulan ini. Ika harus mengikuti suaminya ke Timika dan Irma harus kembali ke kampung halamannya  yakni Misol karena ayahnya kurang sehat. 

Pesan dan kesan dihaturkan. Air mata semakin tak dapat dibendung. Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Tapi baik dan tidaknya seseorang dapat dilihat dari bagaimana kita berpisah. Apakah ia bersedih atau justru bahagia ditinggalkan. Saya selalu ingat pesan mba Gaganawati kompasianer dari Jerman "Menanam kebaikan saja tidak cukup, teruslah berbuat baik."

Foto bersama Irma dan Ika yang memegang cindera mata| Dokumentasi pribadi
Foto bersama Irma dan Ika yang memegang cindera mata| Dokumentasi pribadi
Pukul 4 sore kami kembali pulang. Rencana kami adalah singgah sebentar di sekolah MTS untuk bakar ikan. Tapi saya dan beberapa teman lain malah tertarik dengan sungai yang ada di depan MTS. Airnya bening. Batu-batunya berwarna. Ada seorang ibu yang sedang mencuci di situ. Ini kali kedua saya melihat langsung orang mencuci di pinggir sungai (dengan air yang jernih). 

Sebelumnya saya melihat di permandian air panas Mamuya atau tepatnya di kabupaten Halmahera Utara. Ibu itu senyum-senyum melihat kami yang seperti orang udik. Hehehe. Teman saya malah berbaring ala-ala putri duyung membersihkan badan yang sebelumnya mandi di air laut. Dalam hati saya bersyukur di rumah ada mesin cuci dan airnya tinggal dicok langsung mengalir. Tapi rasanya pengen coba mencuci di sungai juga.

Ibunya sesekali tersenyum melihat kami| Dokumentasi pribadi
Ibunya sesekali tersenyum melihat kami| Dokumentasi pribadi
Sampai di rumah kami langsung mandi. Beruntung sekali di penginapan ini. Ada mesin cuci di belakang. Jadi kami para buk ibuk langsung mencuci di belakang dan menjemurnya juga di situ. Tidak ada pakaian kotor atau basah karena mandi di air laut lagi. Horee..

Sabtu 22 Desember. Tilawah menjadi awal kegiatan kami lagi pagi ini. Yap. Apapun kegiatan kita, dimana pun itu, kudu diawali dengan membaca firman Allah. Semoga setiap langkah kaki membawa keberkahan. Tujuan kami kali ini adalah pulau Pianemo, pulau Arborek, dan pasir Timbul. Semoga cuaca mau bersahabat kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun