Artinya, Ide itu berasal dari tim kreatif pihak TV dalam hal ini TVONE yang mengkonsep acara "inverview wiht the MARKUS" itu.
Kemungkinan KEDUA adalah: ketika IR memiliki wewenang untuk mengkonsep acara tersebut, bisa sebagai konseptor tunggal atau terlibat didalamnya, maka untuk mengantisipasi persaingan baik terhadap program sejenis dari TV lain maupun antisipasi persaingan dengan anchor2 yang lain di internal TVONE, IR mencoba membuat sebuat ":terobosan" untuk mengangkat namanya sebagai seorang HOST yang berhasil mewawancara seseorang uang disebut sebagai MARKUS.
Praktek seperti ini bisa jadi bukan IR seorang yang melakukan, hanya persoalannya, kasus yang diangkat IR ini sangat sensitif, terlebih ini menyangkut institusi penegak hukum, maka wajar jika mendapat perhatian khusus. Andai hipotesis kedua ini benar, maka sesungguhnya, IR sudah sangat paham resiko yang harus dihadapinya, baik secara hukum maupun reputasinya sebagai host TV.
Pertanyaannya adalah:
1) Apakah tingkat persaingan didunia Broadcasting kita sudah sedemikian mengerikan sehingga untuk survive seserorang harus mempertaruhkan segalanya hingga nama besar dan reputasi adalah sesuatu yang cukup pantas untuk dipertaruhkan?
2) Apakah kasus "wawancara MARKUS JADI-JADIAN" ini inisiatif IR sendiri? bukankan TVONE adalah sebuah institusi yang besar yang tentu sangat menimbang sebuah keputusan vital?
3) Adakah IR dan tim redaksinya bekerja berdasar ide mereka atau karena tekanan, yang bisa berasal dari manapun?
Masih terlalu dini untuk disimpulkan siapa yang benar-benar bersalah dalam kasus ini. Akan tetapi, kasus ini akan selalu menyisakan sebuan trauma besar buat kita masyarakat awan yang mengandalkan media untuk mendapatkan informasi,
Satu Pertanyaan Penutup adalah:
Kita sudah cukup apatis dengan kejujuran orang-orang yang mengaku wakil kita di Senayan sana.
Kita Juga sudah cukup apatis dengan pertikaian politik yang justri banyak digunakan untuk kepentingan sesaat dan golongan tertentu.