Mohon tunggu...
Alfyn Nurrahmawati
Alfyn Nurrahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

teruslah berkarya, agar karyamu selalu dikenang sepanjang masa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Akulturasi Islam dan Budaya Jawa pada Tradisi Slametan

1 September 2022   17:44 Diperbarui: 1 September 2022   17:52 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut A. Hasjmy (1983: 10) bahwa manusia sangat berkaitan erat dengan adat dan budayanya. 

Masyarakat jawa dengan ketaatannya dalam beragama dan menjunjung tinggi budaya dan adat istiadatnya, sehingga daerah jawa sangat kental dengan budaya kejawen, kebudayaan yang berbeda-beda, tetapi adat istiadat atau tradisi daerah yang dimilikinya melekat secara turun temurun dari nenek moyang terdahulu.

Karena akulturasi dapat terjadi, akibat dari adanya pengaruh kebudayaan yang kuat terhadap kebudayaan lama dan terbelakang, dan antara kedua kebudayaan tersebut relatif sama. 

Walaupun tidak tentu akulturasi berpengaruh kepada kebudayaan yang kuat terhadap kebudayaan lama, namun akan tergantung pada jenis antara kedua budaya tersebut.

Masyarakat Jawa, terutama yang menganut Kejawen, mengenal banyak sekali orang atau benda yang dianggap keramat. Sedangkan benda yang dikeramatkan adalah benda pusaka peninggalan dan makam dari para leluhur serta tokoh yang dihormati. 

Masyarakat Jawa percaya bahwa tokoh-tokoh dan benda-benda keramat itu dapat memberi berkah. Itulah sebabnya, melakukan berbagai aktivitas untuk mendapatkan berkah dari para tokoh dan benda-benda keramat tersebut. 

Kata selamatan sendiri memiliki perbedaan penyebutan disetiap daerah, seperti kenduri, bancaan dan masih banyak lagi. 

Berdasarkan pengalaman saya waktu berumur 6 tahun, yang baru memahami adat istiadat dan tradisi yang ada di daerah saya, yang sangat kental dengan kejawennya. Budaya islam belum begitu diterapkan seperti sekarang, hanya generasi muda yang memasukan budaya islam ke budaya jawa.

Salah satunya adalah tradisi selamatan, saya pernah ikut kakek ketika akan selamatan dipunden, karena rasa penasaran apa yang dilakukannya. Ternyata tidak hanya kakek saya, banyak orang tua yang ikut selamatan dipunden untuk ritual dan berdoa.

Pada dasarnya, konsep selamatan dalam budaya masyarakat Jawa, akan berhubungan erat dengan pemahaman atau kepercayaan yang menjadi pandangan hidup dalam keseharian masyarakat Jawa. Ketika kepercayaan tradisi masyarakat Jawa, akan berhadapan dengan sejarah yang begitu luas terhadap keyakinan yang sudah ada sejak nenek moyang.

Saat itu adalah acara bersih desa, yang diyakini untuk membersihkan segala marabahaya selama satu tahun ke depan dengan sesuatu yang baru. Semua orang membawa tumpeng dan dimakan bersama-sama, setelah itu menyaksikan hiburan gambyongan. 

Tujuannya agar mendapat keselamatan dan kemudahan serta dijauhkan dari segala rintangan, selalu mendapat perlindungan dari nenek moyang. Agar mereka diizinkan untuk melakukan ritual sesuai dengan permintaan dan mengabulkan doanya.

Oleh karena itu, daerah jawa terkenal dengan budaya kejawen, kebudayaan yang berbeda-beda, tetapi memiliki adat istiadat yang melekat secara turun temurun dari nenek moyang terdahulu. Dengan perkembangan zaman, banyak tradisi dan adat istiadat daerah yang telah bercampur dengan budaya jawa salah satunya adalah selamatan.

Selamatan merupakan salah satu adat istiadat jawa, yang menjadi rangkaian dalam ritual keagamaan bagi masyarakat jawa. Tujuan selamatan secara luas adalah menciptakan kerukunan antar warga, keamanan, dan menjauhkan dari segala gangguan makhluk ghaib.  

Sejak para ulama atau kyai yang masuk ke daerah saya, terjadi akulturasi budaya jawa dengan budaya islam yang sangat kuat salah satunya adalah tradisi selamatan seperti sepasaran, selapanan, mitoni, tingkeban, kematian, khitanan, pernikahan, selamatan padi sebelum di panen atau methil dan masih banyak lagi.

Menurut Berry, pendapat yang saya ambil dari sebuah jurnal tentang akulturasi, bahwa salah satu jenis akulturasi yang berkaitan dengan tradisi selamatan yaitu Democratic acculturation, terjadi ketika setiap budaya menghormati budaya lainnya yaitu budaya jawa dengan budaya islam.

Sedangkan aspeknya yaitu Cultural Maintenance yaitu perilaku individu untuk mempertahankan budaya dan identitas daerah asal. Sehingga tetap menggunakan budaya nenek moyang tanpa harus menghilangkan sepenuhnya, namun ada unsur keislaman dalam tradisi tersebut. 

Selamatan sebelumnya dianggap sebagai penangkal pengaruh buruk dari kekuatan dan menghormati para orang yang sudah meninggal. Namun, setelah islam masuk, pelaksanaan selamatan tidak lagi mengandung unsur-unsur kemusyrikan dan bertentangan dengan agama.

Yaitu, dengan mengundang tetangga dekat dan melakukan doa bersama yang dipimpin oleh modin, ustadz, atau orang yang memiliki ilmu agama yang baik. 

Tujuannya, sebagai wujud rasa syukur terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Sehingga dalam rangkaian acara terdapat budaya islam dan budaya jawa yang menjadi satu dan mengandung unsur sedekah didalamnya serta doa ditujukan kepada Allah SWT.

Namun, memadukan kedua budaya tersebut, tidak selamanya berjalan dengan baik. Terdapat tantangan yang harus dihadapi masyarakat seperti adanya sikap mengabaikan perbedaan individu dan kelompok dengan kultur budaya yang berbeda. Ini sering terjadi dalam hal nilai, sikap dan kepercayaan mereka tentang budaya islam dan budaya jawa.

Setiap budaya mempunyai aturan tersendiri untuk menetapkan mana yang patut dan tidak, untuk menilai suatu perbedaan. Dengan itu, kita tidak boleh menilai dari hal negatif saja melainkan hal positifnya agar kedua budaya dapat diterima dengan baik.

Contohnya adalah perbedaan golongan yang memadukan kedua budaya dalam melakukan selamatan. Yang pertama yaitu orang yang tidak memasukan unsur islam, seperti tetangga saya, dia sangat berkeyakinan dengan tradisi jawa, dan dianggap sebagai sesepuh dikampung. 

Tidak pernah melakukan hal hal yang beragam islam, dan dia sering memimpin selamatan pada ritual kejawen dan menggunakan doa yang ditujukan untuk nenek moyangnya seperti selametan suro dipunden.

Kedua yaitu mayoritas yang digunakan di lingkungan saya, saling memadukan antara budaya jawa dan budaya islam. Tradisi selamatan dilakukan dengan doa untuk menghormati nenek moyang kemudian doa sebagai wujud rasa atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

Yang ketiga yaitu orang yang sangat kental agama islamnya, hampir tidak melakukan hal-hal kejawen, karena mengaggap perbuatan tersebut musyrik, jika ada undangan mengadung kejawen, tidak menghadirinya. Sehingga pada saat acara slametan hanya berdoa yang bersifat islam, tidak memasukan budaya jawa sama sekali.

Masuknya akulturasi budaya jawa dan budaya islam sebagai sikap saling menghormati dan bertoleransi serta menghargai terhadap budaya baru yang masuk ke dalam lingkungan masyarakatnya. 

Mereka menerima budaya baru dengan santun, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari karena budaya baru dianggap baik, dan benar tanpa harus menghilangkan tradisi lama sehingga masyarakat melakukan perubahan cara berkomunikasi sebelum dan sesudah islam datang.

 Dengan hal tersebut, kita harus memiliki sikap saling menghormati dan bertoleransi serta menghargai terhadap budaya baru yang masuk ke dalam lingkungan masyarakatnya. Menerima budaya baru dengan santun, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, tanpa harus menghilangkan tradisi lama. 

Toleransi masyarakat jawa terhadap budaya lain sangat tinggi, sehingga masyarakat jawa terkenal dengan sikap toleransi yang tinggi terhadap budaya, tradisi, tingkah laku, kebiasaan dan lain sebagainya. 

Masuknya kedua budaya tersebut berjalan dengan baik dan menghasilkan kebudayaan islam dan jawani yang menjadi islam yang modern sampai sekarang.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun