Mohon tunggu...
Nur Alfyfadhilah Rusydi
Nur Alfyfadhilah Rusydi Mohon Tunggu... Guru - Mami Guru

Seorang ibu rumah tangga sekaligus ibu guru yang senang menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bu Guru Belajar Cara Sehat Finansial dengan "Main Saham"

26 Juni 2021   12:00 Diperbarui: 26 Juni 2021   12:07 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Bu Guru Belajar Saham)/Dok Instagram insanmilenial.id

Menjadi abdi Negara tentunya memiliki konsekuensi penghasilan yang cukup mudah terpantau dan diprediksi. Penghasilan ASN sudah diatur dalam Undang-undang ASN dan peraturan pemerintah, gaji disesuaikan dengan pangkat dan golongan. Hal ini lantas membuat saya berpikir bagaimana cara mencapai tujuan finansial saya dikemudian hari dengan kondisi yang demikian? Tentunya korupsi bukanlah jalan yang tepat.

Sebagai ASN yang memiliki jabatan fungsional sebagai seorang guru sekolah dasar, saya termasuk orang yang memiliki banyak tujuan finansial termasuk harapan saya untuk meminimalisir hutang saya dikemudian hari, seperti meghindari hal yang dilakukan sebagian ASN untuk mencapai tujuan finansialnya yakni dengan menggadaikan Surat Keputusan (SK) yang mereka miliki sebagai ASN ke bank, guna mendapatkan pinjaman. Intinya, saya memimpikan penghasilan sebagai pengusaha tapi saya tidak memiliki kemampuan berwirausaha. 

Pertama, saya tidak memiliki modal yang cukup untuk membangun sebuah usaha. Kedua, saya bukan orang yang berani menanggung resiko dalam membangun sebuah usaha. Ketiga, tugas saya sebagai seorang guru tidak cukup memberikan saya waktu untuk belajar menjadi seorang pengusaha. Saya tidak sanggup mengatur waktu sebagai pengusaha sekaligus guru, walaupun sebagian  orang mungkin bisa melakukannya. 

Saya kemudian memikirkan bagaimana cara mencapai segala harapan saya tersebut yakni mengupayakan untuk sehat secara finansial dan mencapai tujuan finansial saya satu-persatu. Apa saja cara yang saya lakukan untuk mencapai kesehatan finansial?

1. Mengikuti Kelas Finansial

Kesadaran saya akan pentingnya sehat secara finansial dimulai dengan ketertarikan saya untuk mengikuti kelas finansial setengah tahun yang lalu. Dari kelas finansial yang saya ikuti, saya akhirnya mengetahui bahwa ternyata keuangan itu perlu diatur. Saya juga mendapatkan pengetahuan mengenai metode-metode yang dapat digunakan untuk megatur keuangan, membedakan hutang konsumtif dan hutang produktif. 

Saya kemudian mulai mengatur pos-pos pengeluaran  untuk kebutuhan sehari-hari yang juga diistilahkan kebutuhan living, untuk hiburan dan life style dan untuk investasi dan tabungan setiap bulannya. 

Di awal menerapkan  kebiasaan ini rasanya memang sulit, karena kita  harus merubah kebiasaan lama, tapi menurut finansial planner yang sudah berpengalaman bertahun-tahun, hal ini akan menjadi mudah ketika kita sudah terbiasa menjalaninya.

2. Mulai Mengatur Keuangan

Di awal tahun 2021 salah mulai mengatur keuangan  saya, mengelola gaji saya dan suami sesuai dengan teori yang telah saya pelajari, membuat rencana pengeluaran dan mengatur pos-pos pengeluaran sesuai rencana yang sudah saya buat. 

Hal ini untuk menghidari pengeluaran-pengeluaran yang tidak penting. Mengatur keuangan memang sangat membantu, membuat kita merasa lebih tenang karena kita sudah melakukan budgeting untuk setiap pos  pengeluaran, walaupun di awal-awal masih belum begitu efektif karena terkadang kebiasaan lama membuat kita tidak disiplin. 

Misalnya, mengurangi budget pos yang lain untuk pengeluaran yang tidak terencana dan tidak penting seperti mengambil dana darurat untuk kebutuhan jajan. Padahal, inilah yang sebisa mungkin dihindari. Berbicara  tentang mengatur keuangan sebenarnya bukan berarti kikir terdahap diri sendiri, tapi bagaimana kemampuan kita untuk menentukan prioritas kebutuhan dan pengendalian diri kita dalam menggunakan uang, jangan sampai terbawa hawa nafsu.

3.  Menabung dan Berinvestasi

Salah satu  pos dalam pengaturan keuangan adalah saving, hal ini berkaitan dengan menabung, asuransi atau pun inviestasi. Saya melakukan ketiga hal tersebut, saya mengisi tabungan saya sedikit demi sedikit, asuransi pun setiap bulan dipotong dari gaji, di sini saya baru mampu menggunakan asuransi sejuta umat, asuransi yang banyak digunakan oleh orang-orang pada umumnya. 

Bagi teman-teman ASN tentunya memliki asuransi serupa. Kemudian, hal baru yang saya lakukan adalah investasi dengan membeli saham. Di sini saya mau membahas tentang bagaimana cara seorang guru seperti saya bermain saham. 

Kedengarannya memang keren tapi untuk menjadi keren ternyata kita perlu belajar banyak terlebih dahulu. Mempelajarai finansial planning mengenalkan saya ke berbagai bentuk investasi, termasuk saham dan reksadana.  

4. Guru "Main" Saham

Saham dan reksadana adalah hal yang serupa tapi tak sama. Dalam membeli saham kita perlu banyak belajar terlebih dahulu termasuk meganalisis sebelum membeli, kita mengatur sendiri portofolio yang kita miliki, memang cukup beresiko jika tidak dibarengi pengetahuan dasar mengenai berinvestasi saham. Karena itu, untuk  orang yang tidak begitu berani mengambil resiko seperti saya dan pengetahuannya masih awam. 

Sebaiknya, dalam memulai investasi saham perlu memperhatikan saham apa yang dibeli, misalnya membeli saham yang berasal dari perusahaan BUMN atau saham yang dikenal dengan istilah blue chip, kemudian persiapkan investasi tersebut untuk jangka panjang misalnya untuk dana pensiun. 

Sedangkan reksadana merupakan gabungan dari beberapa saham; jika kita berbicara tentang reksadana saham. Intinya saham yang kita beli diatur oleh manejer investasi atau ada pihak ketiga yang mengatur portofolio saham kita. K

ita hanya menginvestasikan uang kita kemudian manajer innvestasi inilah yang mengatur apa saja yang kita  beli  dalam bentuk reksadana. Tentunya, ini juga lebih  minim resiko dan cocok bagi orang yang ingin berinvestasi namun tidak punya waktu untuk belajar melakukan analisis.

Lalu, bu guru beli saham dimana? Untuk membeli saham kita sebagai masyarakat umum perlu menentukan perusahaan sekuritas yang ingin kita gunakan. Perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang menjadi perantara dalam perdagangan saham  di pasar modal. 

Perusahaan sekuritas ini nantinya akan menghubungkan kita dengan bank untuk membuat Rekening Dana Nasabah yang  dikenal dengan istilah RDN yang kemudian  digunakan  untuk menginvestasikan uang yang kita punya dan digunakan untuk  membeli  saham.

Saya tidak akan membahas lebih jauh mengenai masalah teknis dari jual beli saham, saya cuma ingin memberikan gambaran bahwa ada beberapa cara sehat finansial yang dapat kita tempuh. Salah satunya dengan berinvestasi. 

Selain itu, dengan berinvestasi saham kita juga telibat untuk membantu menjalankan roda perekonomian negara. Tapi, sebelum memutuskan untuk melakukan invetasi dalam bentuk saham sebagai cara untuk sehat finansial dikemudian  hari. Kita harus mengingat kembali bahwa investasi adalah  menanam uang atau aset yang kita punya untuk mendapatkan keuntungan atau return di masa depan. 

Jadi, uang yang digunakan betul-betul uang yang kita punya dan tidak menganggu kebutuhan pokok yang lain. Berhutang untuk mendapatkan dana membeli saham merupakan hal yang tidak tepat dan justru akan membuat kita malah menjauh dari tujuan kita yaitu sehat secara finansial*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun