Seiring perkembangan Aam, di usia 12 bulan dia mulai mampu mengucapkan satu suku kata, dan bagi saya itu adalah hal yang sudah sesuai dengan perkembangan bahasa pada usia Aam. Semakin bertambah usianya, dia semakin belajar berkomunikasi. Saya berusaha memahami tiap kata yang dia ucapkan walaupun belum begitu jelas. Hingga menginjak usia 18 bulan saya mulai terheran-heran dan merasa surprise.
Apa yang terjadi pada Aam di usia 18 bulan? Dia sesekali mengucapkan kata baru yang tidak saya sangka, saya merasa tidak pernah mengajarkan kata itu secara langsung.Â
Contohnya saat sedang bermain di rumah neneknya, Aam melihat toples yang berisi sosis, lalu dia berkata "sosis" padahal saya tidak mengatakan bahwa itu sosis. Aam juga beberapa kali mengucapkan kata benda atau kata kerja yang tidak sering kami gunakan dalam komunikasi kami.Â
Saya kemudian memahami, bahwa sepertinya inilah yang dimaksud ledakan berbahasa, dan ini awal dari ledakan tersebut. Mungkin saja kata itu pernah saya ajarkan pada Aam saat dia bayi.Â
Contohnya sosis, saya merasa tidak pernah menunjukkan sosis dan mengenalkan namanya pada Aam secara langsung kecuali dalam buku cerita yang saya pernah bacakan padanya beberapa waktu yang lalu. mungkin pula saya pernah menunjukkan benda itu saat dia masih bayi dan ketika itu dia belum mampu berbicara, atau bisa saja dari hasil mengamati komunikasi orang di sekelilingnya.Â
Dari sini saya semakin sadar bahwa ternyata anak usia dini itu memang memiliki kemampuan menerima dan menguasai sesuatu jauh lebih cepat dibandingkan orang dewasa, dan itulah yang patut kita stimulasi dan fasilitasi sebagai orangtua.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H