yakni tidak menjadikan nilai-nilai agama dan budaya sebagai sumber etika dalam berbangsa dan bernegara oleh sebagian masyarakat. Hal ini kemudian melahirkan krisis akhlak dan moral berupa ketidakadilan, pelanggaran hukum dan pelanggaran Hak Asasi Manusia. [3]Â
 Agama sebagai salah satu penyebab munculnya paham radikalisme. Terutama ketika orang kurang memiliki pemahaman yang mendalam tentang agama dan keyakinannya. "Umat yang lemah dari segi pemahaman biasanya mudah tergiur dengan bujukan material untuk melakukan hal-hal yang menyimpang dari ajaran agama.Â
Termasuk tindakan redikalisme," ujar Menag Maftuh Basyuni.[4] Oleh karena itu para pemuka agama memiliki peran yang sentral dalam menjaga agar jangan sampai jemaatnya salah dalam memaknai apa yang diyakini benar sehingga tidak menimbulkan paham yang radikalisme.
 Sebagai pemuda yang adalah generasi penerus bangsa, generasi yang akan mewarisi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Yang mencakup nilai, Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan keadilan. Oleh karena itu, pemikiran yang keliru dan sesat yang dapat membahayakan keutuhan negara dan bangsa mesti ditanggalkan.Â
Agar negara kita yang terdiri dari pelbagai pulau yang terpencar-pencar dari Sabang sampai Merauke tetap bersatu padu dan tetap menjadi negara yang kokoh. Â Mahasiswa adalah ujung tombak dari masyarakat. Orang-orang masa depan yang akan menjadi pemimpin-pemimpin di negara kita sebagai agen perubahan dan cinta kasih. Ingatlah sumpahmu wahai mahasiswa.
Â
Salam Mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H