Asa menari-nari dalam pesta hatiku
Melihat dari sudut  rumah jiwaku
Ku buka almari sunyi ada sakit dan cinta
Tenggelam bersama senja dalam hidupku
Deru roh hidup memanjakan kumelayang ke angkasa
Menjauhi duka cintaku, hamba memandang  menatap samudra
Sungguh Tuhan sesak nafasku, bergetar bibir ini
 Kata  Tak dapat mewakili
Air mata  hatiku tak terbendung semakin sesak nafasku
Ohhh  Yang Agung
Asaku bersuka cita dalam kesunyian bersamaMu
Ku puji Engkau wahai ilahi dalam kesepian dibawa mentari yang menyingsing,
dengan dentingan lagu syukur bersama alam semesta
Kau ku puji sembari  air mata mengalir di poripori
Air mata haru, air mata suka cita, air mata yang keluar dengan nafas yang sesakÂ
menderu di bawah kakiMu
karena Engkau Tuhan. Piala kebanggaanku .
Kamis 18 Juni 2020-di Biara Postulat Stella Maris malang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H