Mohon tunggu...
Alfredsius Ngese Doja Huller
Alfredsius Ngese Doja Huller Mohon Tunggu... Penulis adalah salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang dari Seminari San Giovanni xxiii Malang

Berbagi sembari belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Spiritualitas Mengajar Ala Khalil Gibran

16 Februari 2022   07:47 Diperbarui: 16 Februari 2022   07:51 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: ilustrasi hal yang guru lakukan supaya siswa aktif di kelas-aku pintar.com

Lalu spiritualitas apa yang harus dimiliki?

Dalam buku yang ditulis oleh seorang Romo Yesuit  yang berjudul "Spiritualitas Guru" beliau mengungkapkan bahwa  wujud  dari spiritualitas guru adalah pertama, memiliki kesadaran mendidik sebagai panggilan hidup. Dengan menyadari bahwa tugas guru bukan hanya mencari nafkah melainkan karena tugasnya sebagai seorang pendidik merupakan jalan hidupnya. Dan apabila hal ini disadari dan dilakukan maka ia akan memperoleh kedamaian, ketenteraman, dan merasa sebagai pribadi yang berguna dan baik.

Hansen dalam bukunya "The call to teach" menjelaskan dua arti pekerjaan dapat dikatakan panggilan hidup yakni; pekerjaan tersebut dapat membantu orang lain berkembang menjadi pribadi yang lebih utuh dan sempurna kemudian yang selanjutnya yaitu dalam melaksanakan pekerjaan tersebut orang yang melaksanakannya juga dapat berkembang, lebih manusiawi serta lebih sempurna.  Kedua, memiliki semangat dana kesadaran yang mendalam akan kebutuhan bangsa. Spiritualitas pendidik yang tinggi juga terwujud dalam kesadarannya akan cinta tanah air dan bangsa. Sehingga mendidik baginya ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa terkhusus generasi muda bangsa Indonesia.

Kemudian spiritualitas yang ketiga yaitu sentuhan dari para pendidik yang sungguh mendalam. Seorang pendidik yang memiliki pengalaman unik dan mendapat sentuhan dari gurunya maka ia pun dapat mendidik dengan baik pula dan mampu memberikan sentuhan-sentuhan yang tulus kepada para muridnya seperti yang dialami. Namun  yang menjadi soal di sini adalah ketika seorang pendidik tidak pernah mengalami sentuhan yang mendalam dari pendahulunya maka ia pun akan sulit memberikan sentuhan-sentuhan yang mendalam kepada muridnya. Pada akhirnya mengajar hanya menjadi sebuah kewajiban karena saya butuh, tidak ada suatu spirit kemanusiaan di dalamnya.

Dan yang terakhir adalah memiliki semangat melayani, membantu dan berbagi. Seorang guru yang memiliki spiritualitas yang tinggi tampak dalam pengajarannya yang penuh dedikasi. Ia semangat melayani karena baginya mendidik adalah bentuk pengabdiannya kepada Tuhan lewat sesamanya. Kebahagiaan mereka adalah ketika mampu membagikan ilmu yang berguna kepada orang lain serta mampu mengembangkan orang/ atau para muridnya menjadi manusia yang utuh. Sehingga ketika melihat para muridnya berhasil mereka akan semakin merasa menjadi manusia yang bermakna.

Sumber bacaan: Buku Spiritualitas Guru oleh Romo Paul Suparno, SJ

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun