Kembali ke kasus MS, salah satu partai yang digadang-gadang bakal mengusungnya adlah PDIP. Bacagub lain yang memang lahir dari rahim PDIP seperti Ray Fernandes, Kristo Blasin, dan Daniel Tagu Dedo malah bakal tersingkir. Padahal secara ideologi dan kaderisasi, kader-kader PDIP ini sangat handal dalam memimpin NTT ke depan. Bahkan dari berbagai survei popularitas Ray Fernandes melampaui MS.
Kini semua perhatian publik di NTT terpusat ke sikap politik partai berlambang banteng ini. Apakah PDIP mengusung MS atau kadernya sendiri?
Namun, jika nanti yang dipilih ternyata MS, maka beberapa point catatan berikut penting untuk disimak oleh para petinggi PDIP.
Pertama, publik akan menilai PDIP tidak konsisten dalam membangun karakter bangsa. Penjaringan pemimpin yang dilakukan tanpa melihat rekam jejak moral dan integritas calon adalah bentuk pembiaran pengerusakan moral bangsa.Â
Kedua, keputusan PDIP akan dinilai sangat melukai hati perempuan khususnya perempuan-perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual termasuk Natalia. Di sini, PDIP sedang mengajarkan bahwa tindakan amoral terhadap perempuan dapat 'diampuni' demi kuasa dan jabatan.Â
Ketiga, keputusan PDIP tentunya sangat memalukan karena mendukung orang yang cacat secara moral. Dampaknya, partai pemenang pemilu tahun 2014 ini tidak dipercayai rakyat sebagai partai pelopor sebagaimana didengung-dengungkan dalam kampanye politiknya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H