Mohon tunggu...
Alfredo FrederikusMartua
Alfredo FrederikusMartua Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa

Saya memiliki kepribadian yang baik, suka musik, makanya saya memiliki hobi di bidang musik, terutama musik tradisional daerah Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merajut Persahabatan Antarbudaya di Intercultural Student Camp APTIK 2023

14 Desember 2023   04:30 Diperbarui: 14 Desember 2023   05:15 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta ISC APTIK 2023 asal Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta menampilkan adat Betawi di acara "Cultural Night of Nusantara"/Dokpri

Inspirasi dan Pemahaman Keagamaan

Dalam rangka meningkatkan pemahaman akan nilai-nilai keagamaan, acara ini juga menyediakan waktu khusus untuk refleksi dan ibadah bersama. Peserta diajak untuk berpartisipasi dalam doa bersama dan melakukan refleksi yang dipandu oleh Frater Blasius Perang.

“Kami berharap acara ini tidak hanya membangun pemahaman antarbudaya tetapi juga menguatkan nilai-nilai iman Katolik dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa. Ini adalah langkah kecil menuju masyarakat yang lebih bersatu dan toleran”, katanya dalam sesi “We are one in differences” Kamis (9/11) malam.

Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Toleran

Dengan berakhirnya Intercultural Student Camp APTIK 2023, peserta pulang dengan rasa persahabatan yang diperkuat, pemahaman yang lebih mendalam tentang keberagaman budaya, dan bekal pengetahuan baru yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan mereka.

Romo Albertus Bagus berharap bahwa acara semacam ini akan terus menjadi tradisi di kalangan mahasiswa perguruan tinggi Katolik dan menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lainnya. “Kami berharap bahwa peserta akan membawa semangat keberagaman dan toleransi ini kembali ke kampus mereka masing-masing, menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi semua.”

Intercultural Student Camp APTIK 2023 memberikan contoh nyata bagaimana pendidikan dan keberagaman bisa menjadi kekuata yang menyatukan, membangun jembatan antara perbedaan, dan membawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia yang semakin majemuk.

Salah satu peserta, Agnes Dwi Puji Astuti, mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, menyebutkan, “Ini adalah pengalaman yang luar biasa! Saya bisa bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah, belajar tentang budaya mereka, dan saling bertukar pengetahuan.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun