Inspirasi dan Pemahaman Keagamaan
Dalam rangka meningkatkan pemahaman akan nilai-nilai keagamaan, acara ini juga menyediakan waktu khusus untuk refleksi dan ibadah bersama. Peserta diajak untuk berpartisipasi dalam doa bersama dan melakukan refleksi yang dipandu oleh Frater Blasius Perang.
“Kami berharap acara ini tidak hanya membangun pemahaman antarbudaya tetapi juga menguatkan nilai-nilai iman Katolik dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa. Ini adalah langkah kecil menuju masyarakat yang lebih bersatu dan toleran”, katanya dalam sesi “We are one in differences” Kamis (9/11) malam.
Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Toleran
Dengan berakhirnya Intercultural Student Camp APTIK 2023, peserta pulang dengan rasa persahabatan yang diperkuat, pemahaman yang lebih mendalam tentang keberagaman budaya, dan bekal pengetahuan baru yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan mereka.
Romo Albertus Bagus berharap bahwa acara semacam ini akan terus menjadi tradisi di kalangan mahasiswa perguruan tinggi Katolik dan menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lainnya. “Kami berharap bahwa peserta akan membawa semangat keberagaman dan toleransi ini kembali ke kampus mereka masing-masing, menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi semua.”
Intercultural Student Camp APTIK 2023 memberikan contoh nyata bagaimana pendidikan dan keberagaman bisa menjadi kekuata yang menyatukan, membangun jembatan antara perbedaan, dan membawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia yang semakin majemuk.
Salah satu peserta, Agnes Dwi Puji Astuti, mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, menyebutkan, “Ini adalah pengalaman yang luar biasa! Saya bisa bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah, belajar tentang budaya mereka, dan saling bertukar pengetahuan.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H