Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Sidak Anggota Dewan ke Pantai Terlarang

31 Januari 2025   15:06 Diperbarui: 31 Januari 2025   15:06 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Sidak Anggota Dewan ke Pantai Terlarang

Pagi begitu cerah. Sekelompok anggota dewan tiba-tiba memutuskan untuk melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke sebuah desa di pinggir pantai. Mereka berangkat dengan mobil dinas mewah, lengkap dengan rombongan staf dan beberapa wartawan yang siap meliput. Tujuannya? Mengecek kondisi pantai yang konon telah dipasangi tembok besar dengan tulisan: "Selain Penghuni Hotel, Dilarang Masuk ke Pantai."

Sesampainya di lokasi, mereka pun tertegun. Tembok setinggi tiga meter itu membentang sepanjang pantai, menghalangi pemandangan indah laut biru. Di atasnya, tulisan besar-besar itu seolah menantang siapa pun yang ingin menikmati pasir putih dan ombak.

"Lho, ini bagaimana? Pantai kok dilarang untuk umum?" tanya Ketua Dewan, Pak Dibu, dengan wajah heran. Padahal, dia sendiri yang menandatangani izin pembangunan tembok itu setahun lalu.

"Ya, ini kan untuk menjaga privasi dan kenyamanan para tamu hotel," jawab Pak Kojo, anggota dewan lainnya, sambil tersenyum kecut. Dia juga ikut menyetujui proyek itu, tapi sepertinya lupa karena terlalu sibuk menghadiri acara makan-makan gratis.

Mereka pun berjalan mendekati pintu gerbang pantai, yang dijaga ketat oleh dua satpam berseragam. "Maaf, Bapak-Bapak. Hanya penghuni hotel yang boleh masuk," kata satpam itu dengan sopan.

"Kami ini anggota dewan! Kami yang mengizinkan ini semua!" protes Pak Dibu, mencoba meyakinkan satpam.

"Tapi, Bapak bukan penghuni hotel, kan?" tanya satpam itu lagi, polos.

Rombongan dewan pun terdiam. Mereka saling pandang, seolah baru tersadar betapa ironisnya situasi ini. Mereka yang memberikan izin, sekarang justru dilarang masuk ke tempat yang mereka setujui.

Akhirnya, setelah berdebat cukup lama, seorang staf hotel muncul dan mengizinkan mereka masuk. "Maaf, Bapak-Bapak. Kami tidak tahu kalau ini rombongan dewan. Silakan masuk," kata staf itu dengan senyum manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun