Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Tubuh Kristus di Era Digital dalam Keluarga

26 Januari 2025   05:15 Diperbarui: 26 Januari 2025   09:40 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Membangun Tubuh Kristus di Era Digital dalam Keluarga

Hari ini, 26 Januari 2026 kami sekeluarga menemani putra kedua bersama teman-teman satu sekolahnya di SD Kanisius Condongcatur merayakan ekaristi di Gereja Santo Petrus dan Paulus Babadan, Wedomartani, Sleman (Timur). Mereka akan bertugas koor selama perayaan ekaristi. Ini semacam piknik rohani kecil ke tempat yang baru (pindah tempat ibadah) yang berjarak kurang lebih 3,5 km dari kediaman kami.  

(Murid SD KANISIUS Condongcatur tugas koor, dokpri) 
(Murid SD KANISIUS Condongcatur tugas koor, dokpri) 

***

Pada Hari Minggu Biasa III ini, kita diajak merenungkan panggilan untuk hidup sebagai komunitas umat Allah. Melalui bacaan dari Kitab Nehemia, Surat Paulus kepada Jemaat di Korintus, dan Injil Lukas, kita diajak melihat bagaimana Sabda Tuhan tetap relevan bagi kita yang hidup di tengah arus zaman digital.

Firman yang Menghidupkan Jiwa

Pada bacaan pertama, Nehemia (Neh 8:3-5a.6-7.9-11) menggambarkan momen ketika umat Israel berkumpul untuk mendengarkan pembacaan kitab Taurat. Mereka mendengarkan dengan penuh perhatian, bahkan menangis karena tersentuh oleh Firman Allah. Namun, mereka diingatkan bahwa hari itu adalah kudus, sehingga mereka diminta untuk bersukacita. Sukacita dalam Tuhan menjadi kekuatan mereka. Mereka diminta untuk menikmati sukacita dengan berbagi kepada sesama.

Dalam konteks zaman sekarang, pesan ini mengajak kita untuk menyediakan waktu mendengarkan dan merenungkan Firman Tuhan di tengah kesibukan dan distraksi digital. Teknologi bisa menjadi alat untuk mendekatkan kita pada Sabda, namun hati yang terbuka dan jiwa yang rindu kepada Allah adalah kunci utamanya. Firman Tuhan tetaplah sumber penyegaran jiwa, hikmat, dan penghiburan, terutama bagi mereka yang merasa lelah atau kehilangan arah.

(Dokpri) 
(Dokpri) 

Satu Tubuh, Beragam Karunia

Sedangkan pada bacaan kedua, Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus (1Kor 12:12-30) menggambarkan umat Kristiani sebagai satu tubuh dengan banyak anggota. Setiap anggota memiliki peran dan karunia yang berbeda, namun semuanya saling melengkapi. Tidak ada yang lebih penting atau kurang berarti. Keberagaman ini bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan yang memperkaya tubuh Kristus.

Pesan ini sangat relevan di era milenial dan Gen Z yang hidup dalam dunia kolaborasi digital. Setiap individu memiliki talenta dan peran unik dalam membangun masyarakat dan gereja. Ketika kita saling menghargai dan bekerja sama, kita dapat menciptakan komunitas yang kuat dan penuh kasih, baik secara daring maupun luring. Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa kesatuan dalam keberagaman adalah panggilan sejati umat Allah.

Misi Yesus: Cahaya bagi Dunia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun