Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mukjizat di Kana: Pelajaran Kasih dan Kepedulian dalam Hidup Keluarga

19 Januari 2025   05:45 Diperbarui: 19 Januari 2025   05:45 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Mukjizat di Kana: Pelajaran Kasih dan Kepedulian dalam Hidup Keluarga

(Refleksi pada Hari Minggu Biasa II, 19 Januari 2025)

Di era digital yang serba cepat ini, keluarga sering menghadapi tantangan unik, mulai dari komunikasi yang terganggu karena perangkat elektronik hingga kurangnya kepekaan terhadap kebutuhan satu sama lain. Namun, kisah Yesus mengubah air menjadi anggur di pesta pernikahan Kana menyampaikan pelajaran abadi tentang kepedulian, kasih, dan iman.

Mukjizat ini bukan hanya sebuah tanda kuasa Ilahi tetapi juga inspirasi bagi keluarga modern untuk membangun hubungan yang lebih erat di tengah derasnya arus teknologi dan tantangan kehidupan. Apa yang dapat kita pelajari dari peristiwa ini untuk kehidupan keluarga di era Android ini?

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Panggilan untuk Bangkit dan Percaya pada Penyertaan Tuhan

Nabi Yesaya, dalam bacaan pertama, menyerukan umat untuk bangkit dari keputusasaan dan percaya pada penyertaan Tuhan. Dalam konteks keluarga modern, ini adalah panggilan untuk tidak menyerah ketika menghadapi tantangan besar seperti konflik antaranggota keluarga, tekanan pekerjaan, atau pengaruh negatif media sosial. Keluarga perlu percaya bahwa Tuhan selalu hadir untuk memberikan harapan dan kekuatan. Seperti teknologi yang menjadi alat untuk mengatasi tantangan, iman kepada Tuhan adalah "teknologi rohani" yang membantu keluarga bangkit dari krisis dengan kekuatan baru.

Ketika anggota keluarga bersatu dalam iman, mereka akan mampu menghadapi tantangan apa pun. Sebuah keluarga yang bersama-sama percaya pada penyertaan Tuhan akan memiliki kemampuan untuk memandang masalah sebagai peluang untuk bertumbuh. Dalam praktik sehari-hari, doa bersama atau refleksi mingguan dapat menjadi langkah awal untuk menghidupkan kembali iman keluarga yang mungkin terkikis oleh kesibukan dunia digital.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Hikmat Allah yang Melampaui Pemahaman Manusia

Rasul Paulus, dalam bacaan kedua, mengingatkan bahwa hikmat Allah sering kali melampaui pemahaman manusia. Dalam keluarga modern, ini relevan saat kita dihadapkan pada dilema parenting, seperti bagaimana mengatur screen time anak-anak atau mendidik mereka untuk bijak menggunakan internet. Hikmat Allah mengundang kita untuk meminta bimbingan Roh Kudus melalui doa, bukan hanya mengandalkan logika manusia. Dengan iman, orang tua dapat membuat keputusan terbaik yang mendukung pertumbuhan anak secara holistik, baik secara fisik, emosional, maupun spiritual.

Sebagai contoh, ketika orang tua merasa kewalahan menghadapi anak yang lebih akrab dengan dunia digital daripada interaksi langsung, hikmat Allah dapat menolong mereka untuk tetap bijak. Dengan menyerahkan setiap keputusan kepada-Nya, orang tua dapat menemukan cara-cara kreatif untuk menyeimbangkan teknologi dengan nilai-nilai iman dan moral dalam kehidupan keluarga.

Kepedulian Bunda Maria: Inspirasi bagi Keluarga

Bunda Maria, dalam kisah di Kana, menunjukkan kepekaan yang luar biasa terhadap situasi di sekitarnya. Ia menyadari kebutuhan tuan rumah pesta bahkan sebelum diminta, lalu mengambil inisiatif untuk meminta pertolongan Yesus. Dalam era digital, keluarga sering kali kehilangan momen untuk saling memperhatikan karena teralihkan oleh gawai.

Kisah Maria mengajarkan pentingnya kepekaan dan inisiatif dalam memperhatikan kebutuhan anggota keluarga. Orang tua dapat mencontoh kepedulian ini dengan menyediakan waktu berkualitas tanpa gangguan teknologi untuk mendengar cerita anak-anak dan memahami kebutuhan pasangan.

Keluarga modern dapat belajar dari Maria dengan lebih banyak menciptakan momen kebersamaan. Sebuah percakapan sederhana saat makan malam tanpa gangguan gadget dapat menjadi peluang untuk saling berbagi cerita dan mendengar kebutuhan masing-masing. Inisiatif seperti ini membangun hubungan emosional yang lebih erat di tengah era digital yang cenderung individualistik.

Yesus yang Peduli pada Hal-Hal Sederhana

Mukjizat di Kana menunjukkan bahwa Yesus peduli pada hal-hal yang tampaknya sederhana, seperti kekurangan anggur dalam sebuah pesta pernikahan. Dalam keluarga modern, ini menjadi pengingat bahwa Tuhan peduli pada keseharian kita, bahkan pada hal-hal yang mungkin dianggap remeh, seperti kebahagiaan bersama atau keberhasilan kecil anggota keluarga.

Orang tua perlu belajar dari teladan ini untuk memberikan perhatian lebih pada detail kecil dalam hidup keluarga, seperti memberikan apresiasi atas prestasi anak-anak, mendukung hobi mereka, atau sekadar menyempatkan waktu untuk berbicara santai.

Hal-hal kecil seperti memberikan pujian tulus atau pelukan hangat dapat menciptakan dampak besar dalam kehidupan keluarga. Dengan perhatian pada detail kecil ini, keluarga dapat menemukan keajaiban dalam hal-hal sederhana yang membawa kebahagiaan sejati di tengah kesibukan modern.

Mengundang Tuhan ke Dalam Keluarga

Mengundang Tuhan ke dalam keluarga di era modern berarti menjadikan iman sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya dalam bentuk doa bersama tetapi juga melalui tindakan nyata yang mencerminkan kasih dan kesabaran. Dengan berbagai gangguan digital, penting bagi keluarga untuk menciptakan ruang spiritual, seperti waktu doa tanpa gawai atau membiasakan nilai-nilai Kristiani dalam interaksi sehari-hari. Kehadiran Tuhan di tengah keluarga menjadi fondasi untuk menghadapi setiap tantangan, baik itu masalah teknologi, hubungan, atau ekonomi.

Menghidupkan kembali kebiasaan berdoa sebelum tidur atau membaca Alkitab bersama sebagai keluarga adalah langkah sederhana namun berdampak besar. Dengan melibatkan Tuhan dalam segala aktivitas, keluarga dapat menjaga harmoni dan menghadirkan damai sejahtera, bahkan di tengah dunia yang penuh tantangan.

Harapan di Tengah Tantangan

Mukjizat di Kana adalah simbol harapan, terutama saat keluarga merasa berada di titik nadir. Kehabisan anggur di pesta adalah masalah besar pada masa itu, tetapi Yesus mengubahnya menjadi kesempatan untuk menampilkan kuasa-Nya. Dalam kehidupan keluarga modern, tantangan seperti konflik keluarga, tekanan akademik pada anak, atau pengaruh buruk media sosial dapat diatasi dengan iman dan kepercayaan kepada Tuhan. Mukjizat ini mengajarkan bahwa tidak ada situasi yang terlalu kecil atau terlalu sulit bagi Tuhan untuk diubah menjadi berkat.

Ketika sebuah keluarga bersandar pada harapan di dalam Tuhan, mereka akan mampu melihat ujian sebagai kesempatan untuk bertumbuh. Dalam parenting modern, harapan ini menjadi sumber kekuatan untuk tetap optimis meskipun dunia menawarkan banyak tantangan dan tekanan yang mengguncang keseimbangan keluarga.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Mukjizat Kasih dalam Parenting di Era Digital

Mukjizat di Kana adalah sebuah pelajaran berharga bagi keluarga modern. Di tengah dunia yang serba digital, kisah ini mengingatkan pentingnya kepekaan, kasih, dan iman dalam membangun hubungan keluarga. Orang tua dapat mencontoh kepedulian Bunda Maria dan tindakan Yesus untuk menciptakan suasana keluarga yang penuh kasih, meskipun dihadapkan pada tantangan era teknologi. Dengan menjadikan Tuhan sebagai pusat keluarga, setiap anggota dapat bertumbuh bersama dalam iman dan cinta kasih yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun