Mukjizat di Kana: Pelajaran Kasih dan Kepedulian dalam Hidup Keluarga
(Refleksi pada Hari Minggu Biasa II, 19 Januari 2025)
Di era digital yang serba cepat ini, keluarga sering menghadapi tantangan unik, mulai dari komunikasi yang terganggu karena perangkat elektronik hingga kurangnya kepekaan terhadap kebutuhan satu sama lain. Namun, kisah Yesus mengubah air menjadi anggur di pesta pernikahan Kana menyampaikan pelajaran abadi tentang kepedulian, kasih, dan iman.
Mukjizat ini bukan hanya sebuah tanda kuasa Ilahi tetapi juga inspirasi bagi keluarga modern untuk membangun hubungan yang lebih erat di tengah derasnya arus teknologi dan tantangan kehidupan. Apa yang dapat kita pelajari dari peristiwa ini untuk kehidupan keluarga di era Android ini?
Panggilan untuk Bangkit dan Percaya pada Penyertaan Tuhan
Nabi Yesaya, dalam bacaan pertama, menyerukan umat untuk bangkit dari keputusasaan dan percaya pada penyertaan Tuhan. Dalam konteks keluarga modern, ini adalah panggilan untuk tidak menyerah ketika menghadapi tantangan besar seperti konflik antaranggota keluarga, tekanan pekerjaan, atau pengaruh negatif media sosial. Keluarga perlu percaya bahwa Tuhan selalu hadir untuk memberikan harapan dan kekuatan. Seperti teknologi yang menjadi alat untuk mengatasi tantangan, iman kepada Tuhan adalah "teknologi rohani" yang membantu keluarga bangkit dari krisis dengan kekuatan baru.
Ketika anggota keluarga bersatu dalam iman, mereka akan mampu menghadapi tantangan apa pun. Sebuah keluarga yang bersama-sama percaya pada penyertaan Tuhan akan memiliki kemampuan untuk memandang masalah sebagai peluang untuk bertumbuh. Dalam praktik sehari-hari, doa bersama atau refleksi mingguan dapat menjadi langkah awal untuk menghidupkan kembali iman keluarga yang mungkin terkikis oleh kesibukan dunia digital.
Hikmat Allah yang Melampaui Pemahaman Manusia
Rasul Paulus, dalam bacaan kedua, mengingatkan bahwa hikmat Allah sering kali melampaui pemahaman manusia. Dalam keluarga modern, ini relevan saat kita dihadapkan pada dilema parenting, seperti bagaimana mengatur screen time anak-anak atau mendidik mereka untuk bijak menggunakan internet. Hikmat Allah mengundang kita untuk meminta bimbingan Roh Kudus melalui doa, bukan hanya mengandalkan logika manusia. Dengan iman, orang tua dapat membuat keputusan terbaik yang mendukung pertumbuhan anak secara holistik, baik secara fisik, emosional, maupun spiritual.
Sebagai contoh, ketika orang tua merasa kewalahan menghadapi anak yang lebih akrab dengan dunia digital daripada interaksi langsung, hikmat Allah dapat menolong mereka untuk tetap bijak. Dengan menyerahkan setiap keputusan kepada-Nya, orang tua dapat menemukan cara-cara kreatif untuk menyeimbangkan teknologi dengan nilai-nilai iman dan moral dalam kehidupan keluarga.
Kepedulian Bunda Maria: Inspirasi bagi Keluarga
Bunda Maria, dalam kisah di Kana, menunjukkan kepekaan yang luar biasa terhadap situasi di sekitarnya. Ia menyadari kebutuhan tuan rumah pesta bahkan sebelum diminta, lalu mengambil inisiatif untuk meminta pertolongan Yesus. Dalam era digital, keluarga sering kali kehilangan momen untuk saling memperhatikan karena teralihkan oleh gawai.