"Ini bukan hanya sekadar pelatihan menulis, tetapi terapi batin," ungkap salah satu peserta. Meski melelahkan, perjalanan ini justru menjadi jalan pembebasan. Dengan bimbingan intensif, setiap peserta akhirnya mampu mengangkat sebuah kisah yang layak dibagikan. Refleksi ini membawa mereka pada pemahaman baru dan semangat untuk melanjutkan proses kreatif.
Transformasi Hari Kedua: Dari Refleksi ke Renungan
Memasuki hari kedua, dinamika pelatihan berubah. Setelah menemukan kekuatan dalam diri mereka melalui refleksi mendalam, para frater lebih siap untuk menulis renungan. Sesi kedua yang dimulai pukul 10 pagi menjadi momen penuh energi.
Proses penulisan renungan tiga paragraf (rentigraf) tidak lagi memerlukan waktu panjang seperti di hari pertama. "Mereka sudah menemukan kekuatan mereka masing-masing," simpulku spontan saat mereka dengan cepat menemukan cara untuk segera masuk ke dalam tema kedua pelatihan. Dengan cepat, para frater sepakat untuk menulis dua renungan yang nantinya akan dibukukan.
Hasilnya? Dalam dua hari, target dua buku sudah tercapai. Soal pelatihan ketiga besok (yang materinya sudah diselesaikan malam ini mulai pukul 20.00 WIB) akan dikonkretkan lagi dalam "eksekusi" penulisan feature.
Dinamika Cair dan Antusiasme yang Menginspirasi
Kesuksesan proses pelatihan ini tidak lepas dari antusiasme peserta yang begitu cair dan dinamis. Mereka juga kreatif membuat ice breaking sehingga tidak melelahkan, penuh canda dan tawa dalam gerak dan lagu.
Dengan diawali landasan teori, mereka langsung diajak praktik menulis dan didampingi secara personal. Proses ini menjadi privilege yang layak mereka dapatkan untuk menumbuhkan kemampuan menulis serta keberanian berbagi.
"Kelelahan terbayar lunas oleh semangat para peserta," banggaku dalam hati. Dari suasana yang semula penuh tantangan, pelatihan ini bertransformasi menjadi ruang eksplorasi kreatif yang penuh semangat.
Menulis untuk Kehidupan: Pelajaran Berharga dari Proses Kreatif
Pengalaman dua hari pelatihan ini membuktikan pentingnya improvisasi dalam setiap proses pelatihan. Kadang, jawaban terbaik atas kebutuhan yang belum terumuskan dengan baik justru muncul dari spontanitas yang tidak direncanakan.