Tetapi jika sebaliknya yakni yang sulit ditangani di awal, maka yang kemudian seharusnya mudah menjadi ikutan sulit. Karena apa? Segala daya sudah terserap ke naskah yang sulit, itulah awal dari ketidakseimbangan, awal dari stress. Akibat lebih lanjut ketiga naskah nasibnya sama: tersendat penyelesaiannya.
Saat tantangan tersebut mulai mengambil alih, kita perlu bijaksana untuk mundur sejenak dan mengevaluasi kembali. Sering kali, kita hanya perlu mengatur prioritas dengan lebih baik, membagi tugas menjadi bagian yang lebih kecil dan terjangkau, serta meminta dukungan jika diperlukan. Tantangan yang tepat memberikan ruang untuk kita tumbuh, bukan untuk tertekan.
Menemukan Titik Seimbang
Solusi untuk menghindari stres yang tidak perlu adalah dengan menemukan titik keseimbangan antara tantangan dan kapasitas diri. Ini bisa dimulai dengan mengenali batasan pribadi dan mengelola ekspektasi. Salah satu cara efektif adalah dengan membuat perencanaan yang realistis, yang memungkinkan kita untuk menyelesaikan tantangan tanpa mengorbankan kesehatan mental.
Selain itu, komunikasi dengan orang lain juga penting. Jangan ragu untuk meminta bantuan atau berkonsultasi dengan mereka yang lebih berpengalaman. Hal ini tidak hanya membantu kita mengatasi kesulitan, tetapi juga memberikan perspektif yang berbeda dalam melihat masalah.
Di akhir hari, keseimbangan antara mengambil tantangan dan menghindari stres bukanlah tentang menghindari kesulitan sama sekali, melainkan tentang memahami kapan untuk melangkah maju dan kapan untuk mundur. Dengan demikian, kita dapat tetap menghadapi tantangan hidup dengan kepala tegak tanpa terperangkap dalam beban yang tidak perlu.
Kesimpulan
Kata-kata John Gorman mengingatkan kita bahwa setiap tantangan harus dilihat sebagai kesempatan, namun kita harus bijak dalam memilihnya. Menimbang dengan hati-hati mana yang memberi manfaat dan mana yang hanya menambah stres, adalah langkah pertama dalam mengelola hidup yang sehat dan penuh makna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H