Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengelola Tantangan Tanpa Terjebak Stress

11 Januari 2025   07:00 Diperbarui: 11 Januari 2025   06:59 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Mengelola Tantangan Tanpa Terjebak Stres

“There’s a fine line between taking on a worthwhile challenge, and taking on unnecessary stress.” — John Gorman, Stop wasting your time


Selamat pagi para sahabat Kompasianer. Tidak terasa kita sudah memasuki Sabtu kedua dalam bulan Januari 2025. Waktu berjalan begitu cepat, tak pernah bisa menghentikannya bahkan sedetikpun. Seperti semalam saya mencoba menulis catatan ini, namun karena raga sudah lelah dan tak bisa melawan alam, kutinggalkan dan beristirahat sehingga pukul 05.00 bisa bangun lebih segar dan dua puluh menit kemudian melanjutkan tulisan ini.

Kita hanya bisa ikut berenang bersama waktu dan mengelolanya dengan baik dan bijak agar tidak terjebak dalam alasan, “Saya tak punya waktu.” Bukankah kita semua diberi waktu yang sama yakni 24 jam? Sekuat dan sekuasa apapun kita tidak berhak atas waktu, selain Sang Pemilik Kehidupan yang menentukan bahwa kita harus berhenti dan bukan waktu yang berhenti.

Kita akui atau tidak, sadar maupun setengah sadar bahkan tidak sadar, di dunia yang penuh dengan tuntutan dan harapan, sering kali kita terjebak dalam dilema antara mengambil tantangan yang bernilai dan membiarkan diri kita terhanyut dalam stres yang tidak perlu. John Gorman dalam kata-katanya mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara mengambil tantangan dan meminimalisir beban yang bisa merugikan diri sendiri.

[John Gorman adalah seorang penulis dan pencerita yang dikenal dengan esai-esainya tentang pengembangan diri, pengambilan keputusan, dan optimalisasi gaya hidup. Ia memiliki banyak pengikut di platform Medium, tempat ia berbagi wawasan dari pengalaman hidupnya. Dalam artikelnya yang berjudul "Stop Wasting Your Time", Gorman membahas pentingnya membuat pilihan yang disengaja untuk menghindari stres yang tidak perlu, dengan menekankan nilai meninggalkan upaya yang tidak produktif demi fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.]

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Tantangan yang Menjadi Beban

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan dengan berbagai tantangan, baik dalam pekerjaan, pendidikan, maupun kehidupan pribadi. Tantangan tersebut bisa berupa proyek besar, ujian penting, atau bahkan masalah pribadi yang memerlukan perhatian ekstra. Namun, tanpa kita sadari, terkadang kita memilih untuk mengambil lebih dari yang seharusnya, dengan alasan ingin menunjukkan kemampuan atau karena dorongan dari lingkungan sekitar.

Hal ini sering kali berujung pada stress yang berlebihan. Alih-alih berkembang dan meraih tujuan, kita malah merasa kelelahan dan tertekan. Tantangan yang semula bertujuan untuk meningkatkan diri malah menjadi beban yang menghancurkan kesehatan fisik dan mental. Inilah yang dimaksud oleh John Gorman dengan "mengambil tantangan yang tidak perlu", yakni saat kita tidak lagi dapat membedakan antara peluang untuk berkembang dan sekadar ambisi yang merugikan.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Pelajaran dari Keseimbangan

Di sisi lain, setiap tantangan yang kita ambil adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang. Tantangan memberi kita pengalaman baru yang akan memperkaya wawasan dan kemampuan. Namun, yang membedakan antara tantangan yang bermanfaat dan yang merugikan adalah bagaimana kita mengelola situasi tersebut.

Menimba pengalaman adalah tentang bagaimana kita memilih tantangan yang sesuai dengan kapasitas kita. Mengambil tantangan yang tepat memungkinkan kita untuk berkembang tanpa merasa tertekan. Sebagai contoh, dalam konteks pekerjaan atau pendidikan, memilih proyek atau tugas yang tidak hanya menantang namun juga realistis dapat membantu kita belajar tanpa harus merasakan beban yang terlalu berat. 

Ketika dalam satu kesempatan saya harus menyelesaikan dua atau tiga naskah sekaligus, maka saya akan menentukan mana naskah yang paling mudah diselesaikan itulah yang menjadi prioritas. Karena dengan menyelesaikan yang muda, hati lebih gembira, pikiran lebih seimbang dan perasaan lebih stabil. Maka naskah yang semula dikira sulit menjadi menjadi lebih ringan karena disposisi batin kita sudah siap. 

Tetapi jika sebaliknya yakni yang sulit ditangani di awal, maka yang kemudian seharusnya mudah menjadi ikutan sulit. Karena apa? Segala daya sudah terserap ke naskah yang sulit, itulah awal dari ketidakseimbangan, awal dari stress. Akibat lebih lanjut ketiga naskah nasibnya sama: tersendat penyelesaiannya.

Saat tantangan tersebut mulai mengambil alih, kita perlu bijaksana untuk mundur sejenak dan mengevaluasi kembali. Sering kali, kita hanya perlu mengatur prioritas dengan lebih baik, membagi tugas menjadi bagian yang lebih kecil dan terjangkau, serta meminta dukungan jika diperlukan. Tantangan yang tepat memberikan ruang untuk kita tumbuh, bukan untuk tertekan.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Menemukan Titik Seimbang

Solusi untuk menghindari stres yang tidak perlu adalah dengan menemukan titik keseimbangan antara tantangan dan kapasitas diri. Ini bisa dimulai dengan mengenali batasan pribadi dan mengelola ekspektasi. Salah satu cara efektif adalah dengan membuat perencanaan yang realistis, yang memungkinkan kita untuk menyelesaikan tantangan tanpa mengorbankan kesehatan mental.

Selain itu, komunikasi dengan orang lain juga penting. Jangan ragu untuk meminta bantuan atau berkonsultasi dengan mereka yang lebih berpengalaman. Hal ini tidak hanya membantu kita mengatasi kesulitan, tetapi juga memberikan perspektif yang berbeda dalam melihat masalah.

Di akhir hari, keseimbangan antara mengambil tantangan dan menghindari stres bukanlah tentang menghindari kesulitan sama sekali, melainkan tentang memahami kapan untuk melangkah maju dan kapan untuk mundur. Dengan demikian, kita dapat tetap menghadapi tantangan hidup dengan kepala tegak tanpa terperangkap dalam beban yang tidak perlu.

Kesimpulan

Kata-kata John Gorman mengingatkan kita bahwa setiap tantangan harus dilihat sebagai kesempatan, namun kita harus bijak dalam memilihnya. Menimbang dengan hati-hati mana yang memberi manfaat dan mana yang hanya menambah stres, adalah langkah pertama dalam mengelola hidup yang sehat dan penuh makna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun