Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Epifani: Mewartakan Terang Kristus di Zaman Kini

5 Januari 2025   07:11 Diperbarui: 5 Januari 2025   07:27 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Epifani: Mewartakan Terang Kristus di Zaman Kini

Hari ini Minggu 5 Januari 2026 Gereja Katolik merayakan Penampakan Tuhan (Epifani). Perayaan ini mengingatkan kita akan terang Kristus yang datang untuk semua bangsa. Melalui ketiga bacaan hari ini kita diundang untuk merenungkan bagaimana kita dapat menampakkan kasih Tuhan di dunia yang penuh tantangan. Lalu dalam semangat Hari Anak Misioner Sedunia yang juga dirayakan pada hari ini, kita diajak untuk mewujudkan panggilan ini dalam kehidupan sehari-hari.

Terang yang Menerangi Bangsa-Bangsa

Bacaan pertama dari Yesaya 60:1-6 menggambarkan janji Allah bahwa terang-Nya akan menerangi Yerusalem, menarik bangsa-bangsa untuk datang dan melihat kemuliaan-Nya. Pesan ini meneguhkan bahwa terang Allah tidak terbatas pada satu bangsa atau kelompok tertentu. Kita dipanggil untuk menjadi terang yang sama, menyebarkan harapan dan kasih kepada siapa pun, tanpa memandang perbedaan.

Dalam konteks Hari Anak Misioner Sedunia, kita diajak melihat anak-anak sebagai terang kecil yang membawa kabar sukacita ke sekitarnya. Mereka mengingatkan kita bahwa misi menyebarkan kasih Allah dimulai dari hal-hal sederhana di lingkungan kita.

(foto: scuolaecclesiamater)
(foto: scuolaecclesiamater)

Rahasia yang Diungkapkan

Bacaan kedua dari Efesus 3:2-3a, 5-6 menegaskan bahwa rencana keselamatan Allah kini telah diungkapkan kepada semua orang melalui Yesus Kristus. Paulus menekankan bahwa Injil bukan hanya untuk orang Yahudi, tetapi juga untuk bangsa-bangsa lain, menghapus batas-batas yang memisahkan manusia.

Pesan ini mengajak kita untuk melawan eksklusivitas dan diskriminasi. Penampakan Tuhan berarti menghadirkan kasih yang inklusif, membuka pintu bagi mereka yang terpinggirkan. Dalam semangat misioner, kita diminta untuk berbagi Injil melalui tindakan nyata yang mencerminkan nilai-nilai Kristus.

(foto: scuolaecclesiamater)
(foto: scuolaecclesiamater)

Menyembah dalam Keberagaman

Injil Matius 2:1-12 menceritakan para Majus yang datang dari Timur untuk menyembah Yesus. Kisah ini adalah simbol keuniversalan kasih Allah yang melampaui batas geografis dan budaya. Para Majus menunjukkan iman yang besar, berani meninggalkan kenyamanan demi mencari Sang Raja.

Keberagaman para Majus (Caspar/Gaspar, Melkhior dan Balthasar) mencerminkan realitas dunia kita yang terdiri atas berbagai latar belakang budaya, agama, dan bahasa. Namun, keberagaman ini bukanlah penghalang untuk bersatu dalam tujuan mulia: menyembah dan mengakui kehadiran Allah dalam hidup. Hal ini menegaskan bahwa penyembahan sejati tidak bergantung pada kesamaan, tetapi pada kesediaan untuk mengutamakan Allah di atas segalanya.

Dalam konteks modern, menyembah dalam keberagaman berarti menciptakan ruang dialog antaragama dan budaya, di mana setiap orang dapat merasakan kasih Allah melalui kehadiran kita. Misalnya, kita bisa mempromosikan toleransi dengan mendukung kegiatan lintas agama yang memupuk rasa saling menghormati. Penyembahan ini menjadi lebih bermakna saat kita menghormati perbedaan sambil merayakan persamaan sebagai ciptaan Allah.

(sumber: br.freepik.com)
(sumber: br.freepik.com)

Peran Keluarga: Penampakan Kasih di Lingkungan Terdekat

Keluarga adalah tempat pertama di mana kasih Allah dapat dirasakan dan diteruskan. Sebagai "gereja domestik," keluarga memegang peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai Kristiani kepada generasi muda. Dalam terang Penampakan Tuhan, keluarga dipanggil untuk menjadi saksi kasih Allah di tengah dunia.

Prinsip "Spes Non Confundit" (Harapan Tidak Mengecewakan) sangat relevan untuk keluarga dewasa ini. Dalam dunia yang penuh tantangan seperti krisis ekonomi, perpecahan sosial, dan ancaman terhadap nilai-nilai tradisional, keluarga dipanggil untuk menjadi tempat di mana harapan tetap hidup. Kasih yang dipraktikkan dalam keluarga menjadi terang yang menyinari dunia yang gelap.

Dalam pesan Paus Fransiskus pada Hari Anak Misioner Sedunia tahun 2026, beliau mengingatkan bahwa anak-anak adalah teladan iman yang murni dan tulus. Paus juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendukung misi anak-anak untuk menjadi saksi Kristus di lingkungan mereka. Keluarga diharapkan menjadi tempat yang aman dan penuh kasih, di mana anak-anak didorong untuk berbagi terang Kristus melalui tindakan kecil seperti membantu sesama, berbicara dengan lembut, dan menunjukkan kebaikan hati.

Keluarga juga diajak untuk memperkuat relasi antaranggota melalui doa bersama, membaca Kitab Suci, dan kegiatan pelayanan sosial. Dengan cara ini, keluarga tidak hanya mencerminkan terang Kristus, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama untuk mewujudkan kasih Allah di tengah masyarakat.

(sumber: Kim Boyd)
(sumber: Kim Boyd)

Penampakan yang Kita Tunjukkan

Di era modern, penampakan apa yang hendak kita tunjukkan kepada dunia? Penampakan kasih berarti menjadi saksi hidup dari nilai-nilai Injil: keadilan, perdamaian, dan solidaritas. Kita dapat melakukannya melalui langkah konkret, seperti mendukung pendidikan untuk anak-anak kurang mampu, menggalang solidaritas lintas agama, atau sekadar memberi waktu dan perhatian kepada mereka yang membutuhkan.

Penampakan yang kita tunjukkan juga harus relevan dengan tantangan zaman ini. Dalam dunia yang penuh ketidakadilan, kemiskinan, dan konflik, penampakan kasih bisa berupa keberanian berbicara untuk mereka yang tidak bersuara, membela hak-hak mereka yang tertindas, dan mempraktikkan gaya hidup yang berkelanjutan untuk menjaga ciptaan Tuhan. Kita diajak untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi pelaku aktif yang mencerminkan terang Kristus di setiap tindakan kita.

(foto: Leo Zaracho)
(foto: Leo Zaracho)

Anak-anak misioner, dalam semangat mereka yang polos dan tulus, menjadi pengingat bahwa setiap orang bisa menjadi terang Kristus. Mereka mengajarkan bahwa kita tidak perlu menjadi besar atau memiliki banyak untuk memberi dampak; yang dibutuhkan hanyalah hati yang mau melayani. Dalam setiap senyum, kata-kata yang penuh penghiburan, dan tindakan kecil lainnya, kita menunjukkan penampakan Tuhan kepada dunia

Kesimpulan

Hari Raya Penampakan Tuhan dan Hari Anak Misioner Sedunia memberikan pesan yang relevan bagi kita: terang Kristus harus terus dinyalakan di hati dan diwujudkan dalam tindakan nyata. Penampakan Tuhan mengingatkan kita bahwa kasih Allah adalah untuk semua orang, tanpa memandang latar belakang. Dalam kehidupan sehari-hari, kita diajak untuk terus menunjukkan penampakan ini melalui aksi nyata yang mencerminkan keadilan, kasih, dan kepedulian terhadap sesama.

Selain itu, tantangan dunia modern menuntut kita untuk menjadi saksi yang autentik dari terang Kristus. Dalam keberagaman yang ada, kita diajak untuk tidak hanya menghormati, tetapi juga merangkul perbedaan sebagai kekayaan yang memperkaya iman kita. Dengan menjadi agen perubahan yang membawa terang di tengah kegelapan, kita menghidupi makna sesungguhnya dari Epifani: menghadirkan kehadiran Allah dalam dunia yang membutuhkan harapan dan cinta.

Peran keluarga menjadi sangat penting dalam misi ini. Keluarga yang hidup dalam iman dan kasih mampu menanamkan nilai-nilai Kristus kepada anak-anak, menjadikan mereka terang kecil yang menerangi sekitarnya. Dengan membangun lingkungan keluarga yang penuh doa, cinta, dan solidaritas, keluarga menjadi penopang utama dalam mewartakan terang Kristus di zaman ini. Bersama-sama, baik sebagai individu maupun komunitas, kita diundang untuk menjadi penampakan nyata dari kasih Allah di dunia.

#Selamat Hari Minggu

#Penuh Berkat Tuhan

#writerpreneur

Sumber Inspirasi

http://www.scuolaecclesiamater.org/2016/01/i-magi-e-lepifania-del-signore.html

https://keuskupanamboina.org/news/index.php/2025/01/04/melihat-bintang-berjalan-hati-yang-tunduh-dan-memberi/

https://gemapasionis.org/artikel/inspirasi/luce-dan-cruce-menuju-yubileum-2025.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun