Pater John Baptiste Berthier:
Pendiri Tarekat Misionaris Keluarga Kudus dan Pembawa Harapan Bagi yang Terasing
Â
Hari Minggu setelah Hari Raya Natal, Gereja Katolik merayakan pesta Keluarga Kudus Nasareth. Maka untuk itu, karena tadi sudah misa Sabtu Sore saya menuliskan tulisan (yang agak panjang) ini dengan mengangkat kembali sosok yang amat berperan penting dalam pesta Keluarga Kudus ini.
Â
Pater John Baptiste (JB) Berthier lahir pada 24 Februari 1840 di Chatonnay, Prancis. Ia adalah seorang imam Katolik, misionaris, dan pendidik yang mendirikan Kongregasi Misionaris Keluarga Kudus (MSF). Dengan komitmen mendalam pada panggilan misi serta perhatian terhadap orang-orang yang merasa terasing, Pater Berthier berkontribusi signifikan bagi Gereja Katolik dan komunitas-komunitas yang dilayaninya. Ia dikenal karena visinya merangkul mereka yang sering kali dilupakan dunia serta dedikasinya membentuk misionaris melalui pendidikan dan pengembangan panggilan spiritual.
Mendirikan Tarekat Misionaris Keluarga Kudus (MSF)
Visi Pater Berthier dalam mendirikan MSF berakar pada keprihatinannya terhadap individu yang merasa terisolasi, baik secara fisik maupun psikologis. Dia sering berjumpa dengan orang-orang yang merasa terasing dalam masyarakat, menyadari bahwa kedekatan fisik tanpa dukungan emosional yang mendalam meninggalkan mereka dalam kesepian.Â
Motivasi inilah yang mendorongnya mendirikan tarekat untuk tidak hanya menyebarkan Injil, tetapi juga menjangkau mereka yang merasa dilupakan, terutama di lingkungan keluarga dan komunitas.
Pada tahun 1895, Pater Berthier mendirikan Institute for Late Vocations di Grave, Belanda, bertujuan memberikan kesempatan bagi pria dewasa (mereka yang tergolong dalam panggilan terlambat) yang ingin menjadi imam tetapi tidak diterima di seminari tradisional karena usia lebih tua.Â
Tarekat ini mendapat pengakuan resmi dari Paus Leo XIII tahun yang sama dan diubah menjadi Tarekat Misionaris Keluarga Kudus (Missionariorum a Sacra Familia/MSF). Pendirian tarekat ini menunjukkan komitmen Berthier terhadap pembinaan misionaris, yang dilihatnya sebagai cara efektif untuk menyebarkan Injil dan memberikan harapan kepada mereka yang merasa terabaikan.
Visi untuk Misi "Ad Gentes" dan Panggilan Terlambat
Keprihatinan Pater Berthier tercermin dalam pemikirannya mengenai misi ad gentes (untuk bangsa-bangsa), yang ditujukan untuk menyebarkan Kabar Gembira di luar negeri, terutama ke daerah-daerah yang belum terjangkau Injil. Ia merasa tergerak untuk memperkenalkan misi ini dengan memberikan kesempatan kepada mereka yang dianggap "terlambat" dalam menjawab panggilan imamat---individu yang, meskipun lebih tua, memiliki hasrat untuk melayani Tuhan dan Gereja.
Ia percaya bahwa dengan mendirikan rumah pendidikan dan pelatihan di wilayah-wilayah dengan panggilan kuat, ia dapat membentuk para calon misionaris yang kemudian diutus ke luar negeri. Konsep panggilan terlambat menjadi inti misi tarekatnya, dengan sistem pelatihan yang mampu menampung banyak calon imam yang tidak diterima di seminari tradisional karena usia mereka. Dengan cara ini, Pater Berthier berusaha mengatasi kekurangan misionaris dan memperbanyak jumlah mereka, untuk menjangkau lebih banyak jiwa dengan misi ad gentes.
Perkembangan MSF di Seluruh Dunia
Karya Pater Berthier tidak terbatas di Eropa. Pada awal abad ke-20, Tarekat Misionaris Keluarga Kudus berkembang pesat ke berbagai negara seperti Jerman, Swiss, Belgia, Brasil, dan negara-negara lainnya. MSF terus tumbuh dan menyebarkan pengaruhnya di seluruh dunia, membentuk komunitas misionaris yang tidak hanya melayani dalam pelayanan pastoral tetapi juga dalam pendidikan dan pengembangan sosial.
Di Indonesia, terutama di wilayah Kalimantan, Jawa, Sumatera, Atambua, dan Larantuka, karya MSF berkembang dengan pesat. Di Kalimantan, MSF aktif di beberapa keuskupan, terlibat dalam kegiatan pastoral mendalam serta pendidikan bagi kaum muda. Banyak calon misionaris dilatih untuk menjadi imam, sambil terlibat dalam proyek sosial yang bermanfaat untuk masyarakat lokal. Kegiatan MSF di Kalimantan mengedepankan pendidikan keluarga serta penguatan iman dan moralitas.
Di Jawa, MSF fokus pada pelayanan pastoral di keuskupan yang membutuhkan bantuan imam, mengingat banyaknya kekurangan imam di beberapa daerah. Program pendidikan dan pembinaan calon imam semakin diperkuat melalui kerjasama dengan seminari lokal, di mana para siswa tidak hanya diajarkan teologi tetapi juga keterampilan sosial dan pastoral yang diperlukan.
Atambua, di Timor Barat, berperan sebagai salah satu pusat misi MSF. Di sini, MSF memperkuat iman umat Katolik dan menyediakan pendidikan bagi anak-anak serta remaja kurang beruntung. Kegiatan MSF di Atambua sangat berfokus pada pengembangan keluarga dan pemberdayaan masyarakat, membantu mereka tumbuh dalam iman dan kesejahteraan sosial.
Larantuka, yang dikenal memiliki tradisi Katolik yang kuat, juga menjadi tempat berkembangnya karya MSF. MSF membangun komunitas yang mendukung kehidupan religius, pendidikan generasi muda, serta melayani umat dalam kegiatan pastoral dan sosial. Larantuka menjadi contoh nyata bagaimana MSF, mengikuti visi Pater Berthier, memperkenalkan ajaran Kristus kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan spiritual dan fisik.
Warisan Pater Berthier dan Perkembangan MSF Saat Ini
Warisan yang ditinggalkan oleh Pater Berthier melalui Tarekat Misionaris Keluarga Kudus terus hidup hingga saat ini. Setelah wafatnya pada 16 Oktober 1908, MSF terus berkembang dan memperluas jangkauannya ke banyak negara, termasuk di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.Â
Di negara-negara tempat MSF hadir, tarekat ini terlibat dalam berbagai aktivitas misi tidak hanya berkaitan dengan pengajaran agama, tetapi juga pelayanan sosial, pendidikan, dan pengembangan komunitas.
Dalam konteks Asia, Afrika, dan Amerika Latin, MSF terus mengembangkan karya-karyanya dengan fokus pada pendidikan, pelayanan sosial, dan penguatan iman. Di beberapa negara Asia, seperti Filipina, India, dan Indonesia, MSF memiliki kehadiran kuat, membentuk para calon misionaris, serta melayani komunitas yang membutuhkan dukungan pastoral dan sosial.Â
Di Afrika, MSF melibatkan diri dalam pendidikan dan pembangunan sosial, bekerja sama dengan gereja setempat untuk melayani umat terpinggirkan.Â
Di Amerika Latin, MSF aktif dalam misi yang berfokus pada keluarga, mengembangkan berbagai program untuk mendukung umat Katolik di kawasan tersebut.
Refleksi Mengenai Peran Pater JB Berthier dalam Pesta Keluarga Kudus
Dalam konteks perayaan Pesta Keluarga Kudus yang akan berlangsung pada hari Minggu, 29 Desember 2024, kita diajak merenungkan tema keluarga yang menjadi inti dari ajaran Pater John Baptiste Berthier.
Bacaan 1 Samuel 1:20-22, 24-28 menceritakan tentang Hana yang menyerahkan anaknya, Samuel, kepada Tuhan setelah mengharapkan kehadiran seorang anak. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga adalah tempat di mana iman dan harapan berawal, sejalan dengan visi Berthier yang memperhatikan keluarga-keluarga yang terasing dan terpinggirkan.
Dalam bacaan 1 Yohanes 3:1-2, 21-24, kita diingatkan tentang kasih Allah yang mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya. Pater Berthier percaya bahwa setiap keluarga memiliki potensi untuk menjadi tempat pengasuhan iman, menciptakan ruang bagi hubungan yang mendalam dengan Tuhan, serta memperkuat ikatan antar anggota keluarga.
Demikian juga dalam bacaan Injil dari Lukas 2:41-52, yang menggambarkan betapa pentingnya kehidupan keluarga dalam pertumbuhan spiritual Anak Allah dalam diri Yesus (yang memberikan teladan untuk selalu berada dalam Rumah Bapa).
Di sini, kita diajak untuk menyadari bahwa keluarga adalah tempat ideal bagi pembentukan karakter dan panggilan hidup. Pater Berthier, melalui MSF, berupaya mengembangkan pendidikan dan pembinaan yang bukan hanya fokus pada individu, tetapi juga memperhatikan dinamika keluarga yang menjadi sumber kekuatan dalam misi mereka.
Melalui refleksi ini, kita diajak untuk menghayati dan meneruskan semangat pelayanan Pater Berthier di dalam keluarga kita masing-masing, menjadikan mereka tempat subur bagi iman dan kasih, serta menjadi berkat bagi mereka yang merasa terasing dan membutuhkan harapan.
Kesimpulan
Pater John Baptiste Berthier adalah sosok visioner yang mendirikan Tarekat Misionaris Keluarga Kudus dengan visi luas dan mendalam untuk melayani mereka yang terpinggirkan. Dengan memperkenalkan konsep panggilan terlambat dan misi ad gentes, ia membuka jalan bagi banyak individu untuk menjawab panggilan Tuhan meskipun tidak memenuhi usia tradisional untuk seminari.
Melalui dedikasinya, MSF berkembang menjadi tarekat global yang hadir di banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, di mana karya-karya MSF di berbagai keuskupan di Kalimantan, Jawa, Sumatera, Atambua, dan Larantuka menunjukkan hasil nyata dari semangat dan visi Pater Berthier yang tetap hidup. Warisannya terus menginspirasi banyak orang untuk hidup dalam semangat keluarga Kudus, membawa harapan dan kasih kepada mereka yang membutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H