Ia percaya bahwa dengan mendirikan rumah pendidikan dan pelatihan di wilayah-wilayah dengan panggilan kuat, ia dapat membentuk para calon misionaris yang kemudian diutus ke luar negeri. Konsep panggilan terlambat menjadi inti misi tarekatnya, dengan sistem pelatihan yang mampu menampung banyak calon imam yang tidak diterima di seminari tradisional karena usia mereka. Dengan cara ini, Pater Berthier berusaha mengatasi kekurangan misionaris dan memperbanyak jumlah mereka, untuk menjangkau lebih banyak jiwa dengan misi ad gentes.
Perkembangan MSF di Seluruh Dunia
Karya Pater Berthier tidak terbatas di Eropa. Pada awal abad ke-20, Tarekat Misionaris Keluarga Kudus berkembang pesat ke berbagai negara seperti Jerman, Swiss, Belgia, Brasil, dan negara-negara lainnya. MSF terus tumbuh dan menyebarkan pengaruhnya di seluruh dunia, membentuk komunitas misionaris yang tidak hanya melayani dalam pelayanan pastoral tetapi juga dalam pendidikan dan pengembangan sosial.
Di Indonesia, terutama di wilayah Kalimantan, Jawa, Sumatera, Atambua, dan Larantuka, karya MSF berkembang dengan pesat. Di Kalimantan, MSF aktif di beberapa keuskupan, terlibat dalam kegiatan pastoral mendalam serta pendidikan bagi kaum muda. Banyak calon misionaris dilatih untuk menjadi imam, sambil terlibat dalam proyek sosial yang bermanfaat untuk masyarakat lokal. Kegiatan MSF di Kalimantan mengedepankan pendidikan keluarga serta penguatan iman dan moralitas.
Di Jawa, MSF fokus pada pelayanan pastoral di keuskupan yang membutuhkan bantuan imam, mengingat banyaknya kekurangan imam di beberapa daerah. Program pendidikan dan pembinaan calon imam semakin diperkuat melalui kerjasama dengan seminari lokal, di mana para siswa tidak hanya diajarkan teologi tetapi juga keterampilan sosial dan pastoral yang diperlukan.
Atambua, di Timor Barat, berperan sebagai salah satu pusat misi MSF. Di sini, MSF memperkuat iman umat Katolik dan menyediakan pendidikan bagi anak-anak serta remaja kurang beruntung. Kegiatan MSF di Atambua sangat berfokus pada pengembangan keluarga dan pemberdayaan masyarakat, membantu mereka tumbuh dalam iman dan kesejahteraan sosial.
Larantuka, yang dikenal memiliki tradisi Katolik yang kuat, juga menjadi tempat berkembangnya karya MSF. MSF membangun komunitas yang mendukung kehidupan religius, pendidikan generasi muda, serta melayani umat dalam kegiatan pastoral dan sosial. Larantuka menjadi contoh nyata bagaimana MSF, mengikuti visi Pater Berthier, memperkenalkan ajaran Kristus kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan spiritual dan fisik.
Warisan Pater Berthier dan Perkembangan MSF Saat Ini
Warisan yang ditinggalkan oleh Pater Berthier melalui Tarekat Misionaris Keluarga Kudus terus hidup hingga saat ini. Setelah wafatnya pada 16 Oktober 1908, MSF terus berkembang dan memperluas jangkauannya ke banyak negara, termasuk di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.Â
Di negara-negara tempat MSF hadir, tarekat ini terlibat dalam berbagai aktivitas misi tidak hanya berkaitan dengan pengajaran agama, tetapi juga pelayanan sosial, pendidikan, dan pengembangan komunitas.
Dalam konteks Asia, Afrika, dan Amerika Latin, MSF terus mengembangkan karya-karyanya dengan fokus pada pendidikan, pelayanan sosial, dan penguatan iman. Di beberapa negara Asia, seperti Filipina, India, dan Indonesia, MSF memiliki kehadiran kuat, membentuk para calon misionaris, serta melayani komunitas yang membutuhkan dukungan pastoral dan sosial.Â