Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ibu Yang Terluka

22 Desember 2024   18:07 Diperbarui: 22 Desember 2024   18:07 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Seorang Ibu dan juga Ibu Bumi yang terluka, olahan GemAIBot, dokpri)

Ineebu tersenyum dengan air mata bahagia yang mengalir. "Anakku, tidak perlu minta maaf. Yang terpenting adalah kita berada di sini sekarang. Seperti Ibu Bumi, aku ingin kita saling menjaga dan merawat satu sama lain."

Hari itu, dia mengingatkan anak-anaknya bahwa Ibu Bumi yang memberi segalanya tanpa pamrih memerlukan perhatian kita, sama seperti seorang ibu.

Mereka melakukan perjanjian untuk lebih sering berkumpul, merawat satu sama lain dan Ibu Bumi. Dalam momen sederhana itu, Ineebu tidak hanya merayakan Hari Ibu, tetapi juga menyemai harapan baru dalam hati anak-anaknya.

Dan di atas segalanya, Ineebu menyadari satu hal: cinta itu takkan pernah pudar, meskipun kadang terlupakan. Seperti Ibu Bumi yang selalu setia, cinta seorang ibu takkan pernah berhenti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun