Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Horor

[HororSabtuPagi]: Bayang-Bayang Di Balik Cermin

21 Desember 2024   10:50 Diperbarui: 21 Desember 2024   10:58 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(rumah hantu, olahan DeepAI, dokpri)

Rani semakin tidak stabil, mulai bergetar di dalam cermin, memohon agar Andi bertindak cepat. "Kau tidak bisa membiarkanku terjebak sendiri! Kita bisa bebas jika kamu menginjakkan kaki di dunia ini!" Heran dan cemas, Andi terombang-ambing dalam ketakutan. Namun rasa ingin tahunya mendorongnya untuk melangkah ke depan.

Tiba-tiba, sosok Rani berubah menjadi makhluk mengerikan yang mengguncangkan ketahanan mental Andi. Kegelapan memenuhi ruangan, dan suara tawa dingin menggema, membuatnya tercekik dalam ketakutan. Andi merasa terperangkap oleh bayangan-bayangan kelam dari masa lalu dan kesalahan yang tidak tuntas.

Di saat krisis itu, Andi menegaskan posisinya; ia harus melawan ketakutan untuk bisa berpihak pada Rani yang terperangkap. "Kau tidak boleh mengendalikan aku!" teriaknya, mencoba melawan kekuatan jahat di dalam cermin. Dengan tekad yang membara, ia melemparkan batu di arah cermin.

(olahan DeepAI, dokpri)
(olahan DeepAI, dokpri)

Cermin itu pecah, melepaskan ledakan sinar putih yang mengalir deras. Andi terlempar mundur, dan saat dia mencoba menggapai cermin, bayangan Rani terjerat di dalam retakan yang semakin besar. Dalam sekejap, dia memahami bahwa kebebasan bukanlah hal yang mudah diperoleh.

Detik-detik sebelum cermin sepenuhnya hancur, Andi merasakan kehadiran Rani yang termotivasi dan lembut. Ia bisa merasakan bahwa di balik setiap kegelapan, ada harapan untuk bisa keluar, walaupun dengan pengorbanan yang tinggi.

Saat Andi tersadar dari kegelapan itu, dia mendapati dirinya tergeletak di tanah, dikelilingi oleh cahaya bulan yang lembut. Rumah tua itu lenyap, seolah-olah tidak pernah ada. Di belakangnya, jejak-jejak masa lalu mulai memudar, meninggalkan rasa penasaran yang tertahan: selamanya menjadi rahasia bagi yang berani masuk.

Andi menyadari kekuatan dalam pilihannya sendiri, dan rasa ingin tahunya akan misteri yang mengelilinginya telah membawa dampak abadi, bukan hanya pada dirinya, melainkan pada semua yang mendengar kisahnya.

Alfred B. Jogo Ena
#writerpreneur
#editor
#penerbit
#bajawapress
#konsultanpenulisanbuku

NB: Cerpen di atas terinpirasi dari Artikel saya yang masuk AU berjudul: "Mengurai Benang Kusut PPN 12%".

Cerita horor di atas adalah benang kusut rakyat Indonesia yang seolah pasrah pada setiap kebijakan yang merugikan dari pemerintah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun