Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ka Maki Reba

14 Desember 2024   16:12 Diperbarui: 15 Desember 2024   19:52 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(salah satu tampilan kampung Maghilewa di bawah kaki Gunung Inerie, foto: Gilang S. Aimere)

Mendengar keku uwi demikian orang-orang yang sudah berpakaian adat lengkap akan segera menuju tengah kampung untuk mengikuti dan memulai tandak bersama. 

Jika kita mengikuti upacara ini dengan penuh hikmat, terasa jiwa bergetar, mencekam rasa antara kekaguman dan ketakutan yang luar biasa mendalam kepada para dewa, para leluhur yang disembah dan dipuji.

Reba bukanlah pesta pemujaan pada makanan (sebagaimana yang diwakili dalam lagu tandak O Uwi). Reba terutama pujian syukur kepada Penguasa kehidupan yang telah memberikan leluhur yang begitu penuh perhatian sehingga mewariskan tradisi syukur yang luar biasa. 

Syukur atas apa? Syukur atas hasil bumi (ubi dan padi) yang telah ditanam dan dipanen oleh masyarakat. Itulah kira-kira makna religius yang bisa ditangkap dari pesta reba.

Secara sosio-antropologis --secara kasat mata dari ramainya orang berkumpul mulai dari ulu eko, padhi mena dan padhi sale) -- reba menjelaskan arti kesetaraan seluruh warga Kampung Jere dan Maghilewa sebagai anak turunan dari satu leluhur. Mereka duduk bersama makan dan minum dari tungku, piring dan "gelas" tuak yang sama.

Demikianlah beberapa kesan yang bisa disimpulkan dari pesta reba yang terus mengiang dalam memoriku. Terima kasih Malapedho, terima kasih Nua Jere dan Maghilewa. Salam kangen dari tanah rantau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun