Stabilitas Semu dan Chaos yang Mengintai
Tindakan kekerasan oleh aparat tidak hanya menciptakan rasa ketakutan dalam masyarakat, tetapi juga menghasilkan stabilitas semu yang dibangun di atas dasar represi. Penguasa menggunakan kekuasaan mereka untuk memastikan bahwa keberadaan mereka dianggap sebagai satu-satunya jaminan akan ketertiban.
Namun, di bawah keadaan ini, kebangkitan kesadaran kolektif rakyat dapat memicu perlawanan. Tidak jauh berbeda dengan pandangan Paulo Freire di mana pendidikan kritis menjadi alat untuk membebaskan rakyat dari opresi, kekuasaan yang tidak ditangani dengan bijaksana berpotensi menumbuhkan chaos.
Paulo Freire menekankan bahwa pendidikan kritis merupakan alat yang fundamental dalam membebaskan rakyat dari penindasan, karena melalui pendidikan, individu dapat mengembangkan kesadaran kritis terhadap kondisi sosial dan politik mereka. Ia juga memperingatkan bahwa kekuasaan yang tidak ditangani dengan bijaksana dapat menimbulkan kekacauan, karena tanpa pemahaman dan refleksi yang mendalam, masyarakat dapat terjebak dalam sistem yang oppresif dan kehilangan arah dalam perjuangan mereka untuk keadilan.
Barbagai disiplin ilmu juga memberikan tinjauan yang berharga. Dari perspektif psikologis, seperti yang dinyatakan oleh Carl Jung, penindasan sering kali menyebabkan konflik internal yang mendalam pada individu, menyebabkan ketidakpuasan yang bermuara pada perlawanan.
Carl Jung berpendapat bahwa penindasan dapat memicu kemunculan "bayangan," aspek-aspek tersembunyi dari diri individu yang tertekan, sehingga menciptakan ketegangan antara identitas yang diinginkan dan realitas yang dialami. Ketidakpuasan yang dihasilkan dari konflik internal ini sering kali mendorong individu untuk melakukan perlawanan terhadap struktur sosial yang menindas, dengan harapan untuk mencapai integrasi psikologis dan kebebasan.
Sosiolog seperti Pierre Bourdieu melihat bagaimana struktur kekuasaan membentuk habitus yang memengaruhi cara individu berperilaku dan berinteraksi dalam masyarakat. Pierre Bourdieu menjelaskan bahwa habitus merupakan sistem disposisi yang diinternalisasi dalam individu melalui pengalaman sosial yang berbeda, sehingga memengaruhi sikap, nilai, dan perilaku mereka dalam konteks sosial tertentu. Jadi, struktur kekuasaan tidak hanya memengaruhi kondisi material individu, tetapi juga membentuk cara mereka berpikir dan berinteraksi, menciptakan pola yang dapat memperkuat atau menantang hierarki sosial yang ada.
Antropolog, seperti Clifford Geertz, menyoroti bagaimana budaya dan simbol-simbol sosial dapat memengaruhi cara individu memahami dan merespons kekuasaan. Clifford Geertz berpendapat bahwa budaya berfungsi sebagai sistem makna yang kompleks, di mana simbol-simbol sosial membantu individu untuk menafsirkan dan memahami dinamika kekuasaan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu cara individu merespons kekuasaan tidak hanya ditentukan oleh fakta-fakta material, tetapi juga dipengaruhi oleh interpretasi budaya yang membentuk pandangan mereka terhadap otoritas dan struktur sosial yang ada.
Menuju Kesadaran Kolektif
Kehadiran "tempurung kesadaran rakyat" yang retak menandakan adanya kebutuhan mendesak untuk menghadapi isu-isu ketidakadilan yang terungkap. Dalam menghadapi penindasan, kesadaran kolektif yang tumbuh menjadi semakin penting. Arendt menekankan bahwa partisipasi rakyat dalam proses politik adalah krusial, sementara Foucault memperingatkan terhadap bahaya pengetahuan yang digunakan untuk memperkuat kontrol.
Ini sejalan dengan gagasan Peter Berger dan Thomas Luckmann tentang konstruksi sosial realitas, yang menunjukkan bahwa realitas sosial dibangun melalui interaksi dan pemahaman kolektif. Keduanya menegaskan bahwa realitas sosial bukanlah sesuatu yang objektif dan tetap, melainkan sebuah konstruksi yang terus-menerus dibangun dan dinegosiasikan melalui interaksi sosial dan pemahaman kolektif. Oleh karena itu, cara individu dan kelompok memahami realitas sangat dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya yang mereka jalani, yang dapat membentuk pandangan mereka terhadap dunia dan hubungan kekuasaan di dalamnya.